Jumat, 04 Mei 2012

Rampok... Rampok...

Siang hari di sebuah rumah kosong, kembali saya mematangkan rencana yang telah kami susun dengan kedua anak buahku. Kali ini sasaran kami adalah sebuah rumah mewah yang terletak dibilangan Jakarta Selatan. Kami adalah sekawanan perampok yang menjunjung tinggi kode etik perampok, artinya tidak pernah tercampur dengan tindak criminal lainnya.

Sebagaimana para netters ketahui bahwa di zaman yang serba sulit saat ini, sangatlah sakit rasanya bila harus menahan lapar tiap hari sementara banyak orang di luar sana yang sanggup mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah untuk sepiring nasi. Bahkan jauh lebih kenyang rasanya makan di Warteg daripada makan sepiring nasi yang berharga ratusan ribu tersebut. Setidaknya itulah bandingan kekontrasan yang terlihat di negara ini.

Saya tidak katakan tidak setuju mereka menikmati hasil jerih payah mereka. Dan tentu saya setuju kalau itu mereka dapatkan dengan kerja keras mereka. Dengan berkaca pada situasi inilah saya juga ingin merasakan paling tidak setengah dari keadaan tersebut. Tentu dengan kerja keras juga, hanya mungkin caranya berbeda. Jika mereka merampok dengan menggunakan dasi dengan wajah penuh damai, kami merampok dengan cadar dengan wajah tertutupi. Itulah salah satu factor pendorong terbesar sehingga terbentuklah kelompok ini.

Tepat jam 00.30 kami telah siap siaga di depan rumah mewah yang menjadi sasaran kami dini hari ini. Dengan cekatan saya merintis jalan masuk ke rumah yang diikuti anak kedua anak buahku. Satpam yang sedang ngantuk saat itu dengan mudah kami ikat. Tentunya kami tidak mengalami kesulitan masuk ke rumah ini karena hal ini kami adalah ahlinya.

Rumah yang serba mewah dengan perabotan yang serba mewah pula. Terdapat beberapa kamar yang harus kami periksa satu persatu. Dari tiga kamar kami berhasil melumpuhkan tiga orang yang menurut perkiraanku adalah pembantu. Terdiri dari dua wanita dan satu laki-laki yang kemungkinan supir pribadi di keluarga itu. Kami sampai diruangan yang cukup besar yang kurasa adalah ruang tamu. Terdapat photo keluarga yang terdiri dari lima orang, yakni suami istri, anak perempuan dua dan satu laki-laki yang kira-kira berumur dua puluhan.

Berpedoman pada photo tersebut, berarti kami harus membekuk lima orang lagi. Akhirnya kamar yang laki-laki dapat kami temukan dan langsung kami ikat dan satukan dengan para pembantu tadi. Dan selanjutnya kami temukan kamar para wanita bersebelahan. Kami mengikat para gadis yang mengenakan pakaian tidur tersebut. Sekilas wajah mereka tampak tidak kalah dengan para artis dan sangat seksi dengan pakaian tidur mereka. Tapi karena hal ini telah terbiasa bagi kami sehingga menganggapnya angin lalu saja. Yang penting bagaimana melaksanaakan aksi ini dengan sukses.

Karena kami kesusahan mencari kamar tidur utama, maka kami paksa mereka untuk menunjukkannya. Tampaknya si gadis yang lebih tua tegar juga dan tidak mau mengaku. Kesal bercampur gemas, saya tangkap buah dadanya.

"Auw.. Jangan..!" katanya tiba-tiba.

Sebagai lelaki normal, Berdesir darahku manakala memegang buah dada yang ternyata tidak muat digenggamanku. Mungkin karena dia memakai pakaian tidur membuat buah dadanya tidak terlihat menonjol. Seperti terhipnotis dengan buah dadanya tersebut, tangan saya tetap membetot kedua buah dadanya dan mata kami saling melotot. Tetapi akhirnya aku tersadar dan lanjut bertanya.

"Dimana kamar orang tuamu.. Jawab! Aku tak ingin menyakiti kalian!" kataku dengan lembut tapi tegas.
"Di atas.." akhirnya dia menjawab juga.

Dengan sigap kami naik ke atas dan mendapati beberapa kamar. Tapi tentunya siapapun dapat menebak mana kamar utamanya. Dengan berbagai kunci yang kami punya akhirnnya kami dapat membuka pintu kamar tersebut dengan tidak meninbulkan suara berisik.

Saya melihat dua sosok tubuh yang lagi tidur pulas di atas tempat tidaur yang sangat mewah. Setelah saya mendekat dan mengarahkan pistol di kepala si suami, saya berikan kode ke anak buahku agar menyalakan lampu utama. Kemudian kamar itu terang benderang. Saya kaget setelah dapat melihat dengan jelas wajah si suami tersebut. Siapa yang tidak mengenal dia di negeri ini. Bukankah dia salah satu pejabat di negara ini?

Kenapa tadi saya tidak memperhatikan photo keluarga tadi? Ingin rasanya mundur, tapi sudah terlanjur basah dan tentunya ini akan sangat memalukan bagi para perampok lain bila berita ini terdengar besok dengan judul "Sekawanan perampok menghentikan aksinya setelah mengenali wajah korbannya". Sangat mencoreng profesi perampok bila hal ini terjadi.

Berarti aksi ini harus dituntaskan. Kembali saya amati kedua tubuh suami istri yang terlentang dengan menggunakan baju tidur itu. Kuamati pelan istrinya dengan seksama. Wajah yang sangat cantik keibuan sama halnya seperti ibu-ibu pejabat yang terhormat. Walau kutaksir sudah berumur kepala empat, tapi siapapun lelaki pasti masih bergairah melihat tubuh seperti ini.

Terlihat tonjolan di dadanya yang lumayan besar. Pandanganku turun ke bawah.. Seerr.. Berdesir jantungku melihat salah satu kakinya tertekuk ke samping yang membuat kakinya agak mengangkang sehingga baju tidurnya tersingkap sampai ke pangkal pahanya. Terlihat ujung celana dalamnya yang tentunya menutupi vaginanya. Warnanya hitam. Berlagak serius kusuruh anak buahku keluar kamar untuk mencari barang-barang berharga dengan meyakinkan aku sanggup mengatasi yang dua ini.

Tidak dapat kuingkari lagi kalau detak jantungku sangat keras. Dilain pihak saya menghormati komitmen perampok terhormat yang saya pegang kuat. Tapi siapa laki-laki normal yang tahan melihat hal seperti ini?

Sensasi yang semakin kuat membuat aku perlahan mendekatkan wajahku ke pangkal paha itu. Perlahan kuendus ujung vagina yang terlihat itu, uhh.. Semakin dekat sampai ujung hidungku menyentuh tonjolan vagina yang masih terbungkus celana dalam itu.

Perlahan kusingkapkan lagi baju tidurnya ke atas. Pelan-pelan semakin tampak gundukkan vagina istri pejabat tersebut. Saya singkapkan terus sampai ke pinggang tanpa membangunkan orangnya, sementara Pak pejabat masih mendengkur. Ternyata celana dalam yang dipakai ibu pejabat ini hanya sanggup menutupi setengah gundukan vaginanya. Setengah bagian atas gundukan vaginanya terbuka sampai terlihat sedikit garis yang membelah vagina itu yang ditumbuhi rambut halus.

Perlahan kujulurkan lidahku ke gundukan vagina yang sangat tebal itu. Kuusap-usapkan lidahku beberapa kali dari bawah ke atas sampai celana dalam itu basah. Akibatnya tonjolan clitoris vagina nyonya pejabat itu terlihat berbayang. Sengaja kuhindarkan persentuhan lidahku dengan kulit ibu pejabat itu biar dia tidak terbangun.

Pinggul Bu pejabat itu bergerak perlahan kesamping yang membuat pahanya semakin terbuka. Sementara batang zakarku yang sudah tegang terasa sakit karena terjepit dengan celana dalamku. Kuambil gunting dari kantong peralatan. Perlahan kusisipkan ujung gunting ke balik celana dalamnya secara mendatar sehingga celana dalam itu terpotong. Tampaklah bentuk vagina ibu pejabat itu secara utuh. Vagina yang sangat tebal terbelah panjang dengan clitoris yang mencuat keluar dari bibir vagina itu dihiasi dengan bulu-bulu halus rapi diseputar bibir vaginanya.

Nafsuku yang semakin tinggi membuat aku semakin berani. Kujilati langsung belahan vagina ibu pejabat itu. Kuusapkan lidahku dari bawah dekat dengan lubang anusnya sampai ke ujung clitorisnya.

"Akh.." tiba-tiba mulut ibu pejabat itu mendesis dan pinggulnya menghentak saat lidahku menyentuh clitorisnya.

Kuhentikan jilatanku karena kukira dia terbangun. Kutunggu sesaat ternyata terdengar lagi dengkuran halusnya. Terus kujilati belahan vaginanya dengan rakus, lubangnya yang merah tua dan juga sampai ke pinggir gundukan vaginanya sampai ke pangkal pahanya.

"Akh.. Akh.. Akh.." mulai terdengar desisan istri pejabat itu dan pinggulnya mulai bergerak naik turun mengikuti irama jilatanku di vaginanya.

Sedangkan vaginanya sudah semakin membengkak sehingga terlihat semakin menggembung ke atas dan basah. Mungkin dia lagi bermimpi sedang bersetubuh dengan Pak pejabat saat ini. Tak tahan lagi dengan batang zakarku yang terjepit, kukeluarkan melalui resleting celanaku. Sambil menjilati vagina Bu pejabat sementara tanganku mengocok batang zakarku. Kulihat lubang vagina nyonya pejabat itu mulai mengeluarkan lendir berwarna bening agak putih.

Kupercepat kocokanku pada penisku sampai kurasakan mendekati puncak sementara pinggul istri pejabat itupun semakin cepat begerak, turun naik dan kadang berputar halus. Kuhentikan jilatanku pada vaginanya ternyata pinggul itu terus bergerak.

"Ouhhss.. Aakhh.. Oohh.." desisan nyonya itu terdengar semakin berat.

Perlahan aku berdiri sambil mengocok batang zakarku. Pelan-pelan kudekatkan penisku ke vagina Bu pejabat itu. Ujung penisku mulai menyentuh bibir vaginanya dan perlahan kepala penisku kuarahkan ke lubang vagina istri pejabat itu. Karena goyangan pinggulnya membuat kepala penisku beberapa kali meleset dari lubang vaginanya.

Akhirnya kepala penisku bisa juga tepat di lubang vaginanya yang telah menganga itu. Terasa vaginanya hangat. Dan mulai kutekan perlahan.

"Bless"

Amblas kepala penisku tepat di lubang vagina yang sudah seperti ingin menelan batang zakarku. Tapi kalau kumasukkan semua nanti bisa membangunkannya. Akhirnya penisku hanya ku gosok-gosok saja dari lubang vaginanya sampai ke clitorisnya.

"Aahh.. Oohh.. Akhh.." desisan yang keluar dari mulut ibu pejabat itu semakin sering.

Dan aku juga semakin cepat dan kasar menggesek-gesek kepala penisku di bibir vaginanya. Beberapa menit kemudian terlihat pinggul ibu pejabat itu semakin naik ke atas yang membuat kepala penisku terbenam di lubang vaginanya. Sesaat kepala penisku terbenam di lubang vaginanya, kurasakan kepala penisku seolah digigit lubang itu dan kurasakan kedutan-kedutan vaginanya. Dan "seerr.. Seerr.. Seerr.. Serr" begitu kurasakan cairan keluar dari vagina istri pejabat itu menyirami kepala penisku.

Dan kurasakan juga spermaku hendak mau tumpah. Karena ruang gerakku terbatas, kutekan saja batang zakarku ke lubang itu dan..

"Crroott.. Crroott.. Crott.. Crot." spermaku menyembur begitu banyaknya kusemprotkan ke lubang vagina nyonya pejabat itu.

Sebentar kemudian kubersihkan kepala penisku dengan mengusapkannya ke clitoris dan gundukan vaginanya. Lega dan terasa ringan rasanya badanku sekaligus sedikit lemas. Kumasukkan penisku ke dalam celanaku dan kututupi kembali vagina istri pejabat itu dengan menurunkan baju tidurnya sementara celana dalamnya kumasukkan ke kantongku.

"Bos, sepertinya penyimpanan uang dan barang berharga ada di kamar ini."

Tiba-tiba anak buahku masuk ke dalam kamar. Untung semuanya telah selesai sehingga wibawaku dapat terjaga.

"Oke.. Mari kita ikat kedua orang ini" kataku.

Kemudian kami mengikat suami istri itu yang sekali gus membangunkan mereka.

"Siapa kalian?!" suara Pak pejabat setengah membentak.
"Diam dan patuhi perintah kami biar tidak ada yang terluka," kataku dengan berwibawa yang membuat ciut nyali Pak pejabat itu.

Pertama kami mengikat Pak pejabat dengan kedua tangannya ke belakang dan kakinya juga dengan posisi duduk dan kaki tertekuk. Sementara istrinya sangat katakutan melihat todongan pistol kami. Sepertinya dia tidak sadar kalau tidak mengenakan celana dalam lagi. Sementara saya mengikat istrinya, kedua anak buahku memeriksa semua lemari yang ada di kamar itu. Kedua tangan si nyonya kuikat ke depan tapi tersambung dengan ikatan pada kedua kakinya sehingga dia tidak bisa duduk. Mereka kami taruh di lantai yang berlapis karpet mewah itu. Mereka tentunya takut berteriak karena todongan pistol kami.

Setelah kami menemukan barang-barang berharga dan sejumlah uang tunai, secepatnya kami bergegas meninggalkan mereka. Kusuruh anak buahku duluan mengantar barang-barang tersebut ke mobil kami. Mereka kira aku tidak memperhatikan, mereka meronta-ronta hendak melepaskan tali pengikat. Tapi tiba-tiba aku menoleh ke mereka yang membuat mereka langsung terdiam. Mungkin karena berusaha melepaskan tali, membuat baju istri pejabat itu tersingkap sehingga memperlihatkan pantatnya yang bulat.

Posisinya tertidur menyamping dengan kaki dan tangan terikat jadi satu. Sehingga aku dapat melihat lekukan pinggulnya yang sangat indah. Kulihat pantatnya yang berhadapan denganku saat itu.

"Ooohh.." tiba-tiba aku tersentak melihat pantatnya yang bulat.

Vaginanya terjepit diantara kedua belah pahanya. Terlihat wajah kedua suami istri itu cemas dengan apa yang akan kulakukan. Mereka heran bagaimana bisa sang nyonya tidak mengenakan celana dalam lagi. Perlaha kudekatkan wajahku ke belahan pantat dan vagina si nyonya yang terjepit pahanya.

Kembali jantungku berdebar kencang tak teratur. Siapa yang tahan lihat pemandangan seperti ini. Wajah si nyonya tampak semakin cemas saja melihat aku mulai mengendus vaginanya.

"Tolong jangan sentuh istriku, ambillah semua yang ada asal jangan kau ganggu istriku.." kata Pak pejabat memohon.

Bukannya aku tak berperasaan, tetapi apapun rasanya tak sanggup untuk menggantikan vagina istrinya yang telah membuat birahiku naik. Kujulurkan lidahku sampai menyentuh bibir vagina si nyonya yang sekaligus menyentuh clitorisnya yang keluar dari bibir vaginanya.

"Auwww.. Jangan.. Kumohon.. Jangan sentuh aku.." kata si nyonya memohon. Dengan posisi seperti ini, berarti dia memunggungi aku. Dia berusaha menoleh ke arah wajahku yang mulai menjilati vaginanya.
"Auhh.. Jangan.. Auhh.." katanya dengan suara memelas dan kegelian.

Aku tak perduli lagi, kali ini aku mau merasakan vaginanya secara utuh, sebagai balasan yang tadi. Kembali kujilati bibir-bibir vaginanya sambil mengelus-elus bongkahan pantatnya yang bulat besar. Terlihat belahan pantatnya membelah sampai ke vaginanya, sungguh pemandangan yang sangat indah.

Sementara batang zakarku kembali tegang. Segera kubuka semua pakaianku tanpa melepas cadar zorro ku. Sepertinya Pak pejabat sudah pasrah, mungkin sebagai lelaki dia dapat merasakan apa yang kurasakan, yaitu nafsu yang harus dituntaskan. Untuk itu sia-sia saja dia memohon bila sudah sejauh ini.

Kemudian kubuka pakaian tidur istrinya dengan mengguntingnya. Terpampanglah tubuh nyonya pejabat yang sangat mulus dan putih. Kugunting lagi BH nya dan tersembullan buah dadanya yang lumayan besar dan sudah mulai mengeras. Kedua tanganku meraba buah dadanya dari samping. Kuremas-remas dengan gemasnya.

"Akhh.. Jangan.. Akhh.." saya jadi merasa lucu tidak bisa membedakan larangan atau erangan yang keluar dari mulutnya.

Sambil meremas buah dadanya, kuciumi tengkuknya sampai ke punggungnya yang membuat bulu romanya merinding.

"Akhh.. Tolong.. Jangan teruskan.. Akhh.." katanya lagi berusaha menghentikanku.

Sementara badannya menggeliat-geliat merespon ciumanku. Ciumanku terus turun menyusuri pinggangnya yang ramping sampai ke buah pantatnya. Kujilati buah pantatnya dua-duanya. Kugigit daging pantatnya yang kenyal.

"Auwww.. Sakit.." erangnya kesakitan.

Kususupkan kepalaku ke pusarnya yang terjepit diantara ikatan tangan dan kakinya. Kujangkau sedapat mungkin bagian depan vaginanya sampai bagian itu basah dengan ludahku. Puas dengan itu, kembali kedua tanganku meremas dua buah pantatnya sementara mulutku melumat bibir vaginanya yang terjepit tanpa tersisa. Lubang vaginanya mulai mengeluarkan lendir bening, pertanda dia juga mulai terangsang.

Kujilati kedua batang pahanya yang mulus dan kembali lagi ke lubang vaginanya. Kucoba memasukkan lidahku ke lobang vaginanya.

"Auw.. Jangan.. Akhh.. Jangan.." dia mulai menangis tapi seperti kenikmatan juga.

Mungkin karena di depan suaminya membuat dia tersiksa antara menikmati tapi takut dengan suaminya. Sebenarnya aku masih ingin berlama-lama dengan tubuh nyonya pejabat ini tapi karena keburu pagi dan anak buahku terlalu lama nunggu dan bisa curiga, akhirnya aku berusaha menuntaskannya.

Tubuhku kurebahkan dan mensejajarkan dengan posisi tubuhnya dimana bagian tubuhnya yang sebelah kiri berada dibawah. Dia memunggungiku sementara badanku menghadap punggungnya. Perlahan kupaskan posisi selangkanganku dengan pantatnya yang membuat batang zakarku menyentuh belahan pantat dan bibir vaginanya. Tanganku yang kiri kususupkan dari bawah tubuhnya sampai dapat menggenggam buah dadanya sebelah kiri. Kupegang dengan erat yang membuat dia mengerang.

"Akhh.. Aaku mau diapakan.." tanyanya.

Tangan kananku mulai menggenggam batang zakarku dan mengarahkannya ke lubang vaginanya yang terjepit pahanya.

"Auw.. Jangan.. Tolong.. Jangan dimasukkan.." katanya sambil menjauhkan vaginanya dari penisku yang mulai menyentuh bibir vaginanya.

Biar tidak bergerak, kuangkat kaki kananku dan meletakkan diatas pinggulnya serta mengunci pergerakannya. Setelah tenang kembali kuarahkan batang zakarku ke lubang vaginanya.

Perlahan kuselipkan kepala penisku ke lubang vaginanya, dan..

"Auw.. Jangan.. Kumohon jangan masukkan.." katanya mengerang.

Tapi aku tak perduli lagi, kutekan pantatku sampai kepala penisku terbenam di jepitang lubang vaginanya.

"Pah.. Gimana donghh.. Ini.." katanya sambil menoleh ke suaminya yang wajahnya memerah.

Tapi Pak pejabat tidak bisa berkata apa-apa lagi. Kurasakan kepala penisku sudah mantap terjepit di lubang vaginanya, kemudian tangan kananku meraih buah dadanya yang satu lagi.

"Tolong.. Jangan.. Tekaann.. Auw.." tiba-tiba dia menjerit ketika kutekan penisku hingga batang zakarku amblas semuanya yang membuat tubuhku sampai melengkung.

"Bleessek" suara batang zakarku menyusuri liang vaginanya.

Sesaat kudiamkan penisku didalam liang vaginanya. Kuciumi tengkuknya dan berusaha menciumi bibirnya tapi tidak sampai. Perlahan kuayun pantatku mengocok vaginanya. Karena terjepit pahanya membuat lubang vaginanya agak keset dan nikmat sekali rasanya.

"Akhh.. Hentikan.." katanya masih menangis berusaha menolak nikmat yang semakin dia rasakan.
Kupercepat ayunan pantatku membuat badannya terdorong-dorong ke depan.
"Auw.. Auwww.. Akhh.." erangannya keluar setiap penisku kudorong kedepan.
"Akhh.. Pahh.. Tolongin.. Pahh.. Akhh.." tiba-tiba kurasakan tubuhnya mengejang, pahanya semakin keras menjepit kontolku.

Badannya semakin menggulung ke depan menyebabkan badanku semakin ikut melangkung karena tertarik kontolku yang dijepit kuat vaginanya.

"Akkhh.. Pahh.." erangnya disaat kurasakan kepala zakarku disirami oleh cairan orgasmenya didalam liang vaginanya.

Kemudian dia lemas dan pasrah ketika semakin cepat kugoyang tubuhnya. Pak pejabat sekilas kulihat malah menonton keluar masuknya batang zakarku di vagina istrinya. Nampak wajahnya merah padam, mungkin ikut terbawa suasana juga. Beberapa menit kemudian aku ingin menuntaskan permainan ini. Kupercepat kocokan penisku di vaginanya, sampai menimbulkan bunyi, blessep.. bleessep.. blep, perpaduan antara batang zakarku dengan lubang vagina ibu pejabat itu.

Sesaat kemudian kudekap erat tubuhnya. Kedua tanganku dengan kuat membetot buah dada nyonya besar itu.

"Auwww.." jeritnya kaget merasakan ketatnya genggaman tanganku di buah dadanya.

Kemudian kaki kananku kembali kuletakkan di atas pahanya dan menjepitnya dengan kuat. Dengan pegangan yang kuat terhadap buah dadanya dan disertai jepitan kakiku di sekitar pahanya, kutekan penisku perlahan ke dalam liang vaginanya sampai mentok terganjal buah pantatnya. Walaupun sudah mentok, kudorong terus sekuat tenaga sampai tubuhnya terdekap dengan sangat kuat oleh tangan dan kakiku.

"Akhh.. Ohh.. Ampuunn.." erangnya masih dengan malu-malu mengeluarkan ekspresi kenikmatannya. Kelihatannya dia juga hendak orgasme yang kedua kalinya. Kurasakan dia juga mendorong pantatnya dengan kuat agar batang zakarku lebih dalam masuk ke laing vaginanya.

"Akhh.." erangan suaraku sangat berat melepaskan spermaku ke liang vaginanya.
"Cabuutt.. Jang.. an.. Keelluuaarrkhaann.. Di.. Dal.. lam.." katanya disaat spermaku muncrat didalam rahimnya tetapi sudah tidak kuperdulikan lagi. Spermaku terasa muncrat menembaki dinding rahimnya yang membuat banjir liang vaginanya.

"Aukhh.. Akhh.. Oohh.." tiba-tiba tubuhnya juga mengejang sampai melengkung ke depan. Kurasakan lagi semprotan cairan orgasmenya menyirami kepala penisku.
"Ahh.." erangnya lagi di sisa-sisa orgasmenya sementara masih terasa kedutan vaginanya mengurut-urut batang zakarku.

Tubuh kami berdua melemas. Untuk sesaat masih kudekap tubuhnya dan membiarkan batang zakarku tetap terbenam didalam liang vaginanya. Kami berdua terdiam dan dia juga tidak memperdulikan suaminya lagi. Mungkin ini kenikmatan yang paling indah dia rasakan dengan tubuh yang terikat.

Beberapa saat kemudian kucabut penisku dari dalam vaginanya."Plop!" terdengar suara dari lubang vaginanya manakala penisku tercabut.

"Akhh.." erangnya lagi merasakan gesekan penisku meninggalkan liang vaginanya.

Segera kukenakan pakaianku. Sesaat kutatap mereka berdua.

"Maaf.. Pak, Bu, saya tidak bisa menahan diri," kataku sambil berlalu meninggalkan kamar itu.

Di tangga kudapati anak buahku mau menyusul aku. Mereka takut apa yang terjadi padaku di atas. Setelah kubilang semuanya aman dan terkendali, kami bergegas meninggalkan rumah itu dengan hasil yang paling besar artinya sepanjang karirku merampok.

Sesaat kami hendak meninggalkan rumah itu, terdengar dari atas suara teriakan seorang perempuan.

"Rampookk..!"

E N D
Read More...

Pemerkosaan Murid Kesayangan

Seperti biasa pada pagi yang cerah Nina bersiap untuk berangkat sekolah. Nina S, gadis cantik bertubuh tinggi, sexy dan putih mulus. Gadis berkacamata ini cukup pintar dan rajin dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Dia dikenal sebagai gadis nomor satu disekolahnya. Sifatnya yang tomboy memudahkan para teman prianya untuk menikmati tubuh Nina dengan memandangi payudara, paha, pinggul, ketiak dan pantatnya yang besar. Karena Nina sangat mudah bergaul dengan anak cowok. Tinggi Nina sekitar 168 cm, dan beratnya 55 kg.

Nina memang mempunyai tubuh yang paling sempurna di sekolahnya. Dengan ukuran bra 36B, ia kadang tidak memakai bra untuk menyangga susunya ketika bermain dengan teman-temannya. Para teman cowoknya yang beruntung saat itu, akan dapat menikmati pemandangan yang membuat jakun pria naik turun. Mereka berharap bisa menjamah kantong susu itu, dan meminum susunya. Meskipun tidak mengenakan bra, susu Nina yang hanya ditutupi kaos terlihat kencang dan tegak. Itu karena Nina rajin berolahraga, baik itu push-up, sit-up, jogging, basket, dll. Sehingga susunya pun sangat padat dan kenyal. Tapi yang paling menonjol adalah buah pantatnya yang besar dan luar biasa montok. Nina terpilih mempunyai pantat terindah oleh teman-teman cowoknya. Disamping itu Nina selalu memakai rok birunya yang ketat, pantatnyapun bergantian naik-turun ketika ia berjalan. Garis celana dalamnya tercetak jelas di belakang roknya, menandakan betapa padat dan montoknya pantatnya.

Selama proses belajar mengajar, para guru laki-laki yang mengajarnya sering memperhatikan Belahan payudara Nina yang kadang terlihat sedikit menyembul keluar, dan roknya yang tersingkap sehingga pahanya yang putih mulus terpampang jelas dimata gurunya. Nina kadang sengaja membiarkan beberapa bagian tubuhnya diamati. Nina mempunyai pinggul yang lebar, pantat yang sekal dan paha yang besar dan gempal menggairahkan. bahkan tidak jarang teman-teman cowok dikelasnya yang nekat masturbasi dikelas ketika sedang jam pelajaran, karena tidak tahan melihat paha atau pantat Nina didepannya. Nina sangat bersemangat disekolahnya. Ia aktif mengikuti kegiatan ekstra di sekolahnya seperti pramuka dan paskibraka. Nina sekolah di sebuah SMU swasta yang terkenal dikotanya, sekarang ia kelas 3.

*****

Pagi sekali sekitar pukul 06. 30 dia sudah menunggu angkutan kota menuju sekolahan nya, jarak sekolahnya tidak terlalu jauh sekitar 5 km. Apalagi nanti ada upacara. Tiba-tiba ketika Nina sedang asyik-asyiknya jalan sendiri sambil baca buku pelajaran, ada seorang naik mobil menghampirinya.
"Halo Nina kok jalan?", tanya si pengendara mobil itu yang ternyata adalah Pak Bambang guru Fisikanya.
"Lho Bapak kok jam segini sudah berangkat?" tanya Nina spontan.
"Iya saya habis nginap di tempat saudara, takutnya telat. Kalo mo ke sekolah, ayo ikut Bapak saja" ajak Pak Bambang.

Karena Nina sudah kenal benar dengan yang namanya Pak Bambang. Akhirnya mau juga nebeng Pak Bambang. Tapi Nina nggak tahu disitulah awal bencana bagi Nina.
"Dik Nina nggak keberatan khan kalau kita mampir dulu ke rumah adik saya, soalnya saya baru ingat kalau buku laporan saya tertinggal di sana?" Pak Bambang membuat alasan.
"Iya Pak tapi cepetan yah, biar nggak telat"
Tiba-tiba Pak Bambang mempercepat kecepatan mobilnya dengan sangat tinggi dan arahnya ke rumah kosong di pedesaan yang jarang terjamah orang.

Sesampainya disitu Nina ditarik dengan paksa masuk ke dalam rumah kosong dan disitu sudah ada Pak Wahyu, Pak Joko yang merupakan wali kelas Nina yang sudah lama mengamati Nina dan nggak ketinggalan kepala sekolah Pak Budi dan wakil kepala sekolahnya yang namanya Pak Dono. Mereka semua nampaknya sudah menunggu semenjak tadi.
"Halo Nina, sudah ditunggu dari tadi lho?", seru salah seorang dari mereka.
"Apa-apaan nih? Apa yang Bapak-Bapak lakukan disini?", Nina mulai kebingungan.

Nina menjerit karena dia mulai digerayangi.
"Bangsat tua bangka jangan coba-coba sentuh saya".
"Diam, kamu pengin lulus nggak? Berani melawan perintah gurumu yah", kata Pak Budi selaku guru Matematika.
Nina mencoba melawan dengan memukuli dan menendang gurunya. Tapi Nina kalah setelah ia dihantam perutnya oleh Pak Joko guru olahraganya, dan di gampar pipinya berkali-kali sampai Nina kelenger hingga merah dan bibirnya berdarah. Nina meringis kesakitan.
"Nah sekarang emut dan hisep kontol saya, kontol Pak Andi, kontol Pak Joko dan Pak Dono yang kenceng nyedotnya, kalo nggak saya obrak-abrik rahim kamu biar nggak bisa punya anak Mau?",

Karena ketakutan akhirnya Nina mengulum kontol para gurunya. Nina menyedot penis mereka satu-persatu dengan bibirnya yang merah dan mulutnya yang mungil, sambil tangannya menggenggam penis para Bapak guru sambil mengocok-ngocoknya.
"Nah gitu terus yang enak ayo jangan berhenti, telen pejuhnya biar kamu tambah pinter", seru Pak Bambang.
"Mmmphh, slerrpp, mmhh" Dengan terpaksa Nina menghisap kontol-kontol mereka sampe mereka semua pada orgasme.
"Edan, nih cewek nyepongnya mantep banget Nina, lo pasti sudah sering nyepongin kontol temen-temen lo yah? haa, ha, ha, ha".
Guru Nina satu persatu menyemburkan sperma mereka ke dalam mulut Nina, dan mengalir ke tenggorokannya. Walaupun Nina hampir muntah dia memaksakan untuk menelan pejuh kelima orang itu. Dia masih tak percaya dioral oleh gurunya sendiri. Wajah Nina mulai terlihat kelenger lagi, sepertinya ia mabuk sperma, merasakan mual pada perutnya.

Setelah mereka puas memperkosa mulut Nina ternyata mereka langsung menelanjangi Nina. Pak Dono memegang kedua tangan Nina, Pak Budi memelorotkan rok abu-abunya, Pak Joko merobek pakaian dan kutang Nina.
"Nih murid teteknya putih banget, gede lagi, putingnya coklat pasti manis nih Wahh, kenyal sekali, lembut banget Bapak-Bapak" Pak Joko mengomentari payudara Nina, sambil mulai meremas-remas payudara Nina.
Dalam sekejap Nina sudah dalam keadaan tanpa busana.
"Jangan Pak jangan, atau saya akan melapor ke polisi", seru Nina sambil teriak.
"Ooo, coba saja nanti, sekarang sebaiknya kamu persiapkan diri kamu untuk menerima pelajaran khusus" Seru Pak Budi sambil menjambak rambut Nina.
Nina sekarang hanya mengenakan celana dalam putih saja.

Ketika Pak Budi hendak beraksi tiba-tiba Pak Bambang protes, "karena saya yang dapat perek ini maka saya duluan yang memperkosanya."
Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Nina menjadi tengkurap, kedua tangannya yang ditarik kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Pak Bambang itu kini mengusap-usap bagian pantat Nina, dirasakan olehnya pantat Nina yang sekal. Sesekali tangannya menyabet pantat Nina dengan keras, bagai seorang Ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal "Plak, Plak.".
"Wah sekal sekali pantat kamu Nina, kenyal, gila nih Don, paha murid kita satu ini gede amat. Putihnya ya ampun, banyak bulu-bulu halusnya lagi di pahanya" ujar Pak Bambang sambil terus mengusap-usap dan memijit-mijit pantat Nina sambil sesekali mencabuti bulu-bulu di paha Nina yang putih gempal itu.
Nina mengaduh kesakitan.
"Bakal mabuk nih kita nikmatin pantat segede gini, seperti bokong sapi aja."
"Montoknya, ya ampun, gede, kenyal lagi" sambil memijat pantat Nina yang memerah karena tamparan tangan Pak Bambang.
Pak Dono lalu menjilati dan menggigiti bongkahan pantat si Nina.
"Aakhh, bangsat, keparat, jangan sentuh pantat gue", Nina membentak mereka.
"Plakk" sebuah tamparan sangat keras ke pipi Nina.
"Diam kamu, pelacur pengin gue rontokin gigi putih loe", Pak Dono balas membentak.

Nina hanya diam pasrah, sementara tangisannya mulai terdengar. Tangisnya terdengar semakin keras ketika tangan kanan Pak Bambang secara perlahan-lahan mengusap kaki Nina mulai dari betis naik terus kebagian paha lalu mengelus-elus paha mulus putih Nina dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya.
"Jangan paak, saya mohon, saya masih perawan pakk", Nina teriak ketakutan.
Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Pak Bambang, yaitu jari tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh kemaluannya. Kontan saja hal ini membuat badan Nina agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari tengah Pak Bambang tadi langsung menusuk lobang kemaluan Nina.

"Egghhmm, oohh, shitt, shitt", Nina menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk Pak Bambang masuk kedalam liang kewanitaannya itu.
Badan Nina pun langsung menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, ketika Pak Bambang memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan Nina. Nafas Nina terengah-engah sambil mengerang kesakitan.

Dengan tersenyum terus dikorek-koreknyalah lobang kemaluan Nina, sementara itu badan Nina menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan-rintihan yang keluar dari mulutnya itu Pak Bambang menciumi bibir vagina Nina sambil sesekali memasukkan lidahnya kedalam liang vagina Nina, kepala Pak Bambang menghilang di bawah selangkangan Nina sambil kedua tangannya dari bawah meremas -remas pantat Nina. Sementara Pak Dono meremas payudara kanan Nina, dan mulutnya mengulum payudara Nina satunya lagi.
"Pak Bambang, susu murid kesayanganmu ini gurih sekali, harum lagi, kualitas nomer satu".
Pak Dono asyik menyantap payudara Nina, yang ranum padat dan kenyal sekali.

"Ehhmmpphh, mmpphh, ouughh, sakii..iit, paa..ak".
Nina terus mengerang kesakitan pada kedua buah dadanya dan kenikmatan pada kemaluannya. Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Ninapun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, Pak Bambang kemudian mencabut jarinya.

Melihat Nina yang meronta-ronta, Pak Bambang semakin bernafsu dan dia segera menghunjamkan penisnya ke dalam vagina Nina yang masih perawan. Walaupun vagina Nina sudah basah oleh air liur Pak Bambang dan cairan vagina Nina yang keluar, namun Pak Bambang masih merasakan kesulitan saat memasukkan penisnya, karena vagina Nina yang perawan masih sangat sempit. Nina hanya dapat menangis dan berteriak kesakitan karena keperawanannya yang telah dia jaga selama ini akan direnggut dengan paksa seperti itu oleh gurunya sendiri. Lalu dengan ngacengnya Pak Bambang memasukkan batang penisnya lagi.
"Auw aduh duh sshh, saakkii..iitt, pakk.. ammpuu..uunn", terdengar suara dari mulut Nina yang terlihat kesakitan.
Dia mulai menangis sambil mendesah menikmati kontol Pak Bambang yang mengaduk-aduk liang peranakannya. Terlihat jelas raut wajah Nina yang menahan sakit luar biasa pada selangkangannya.

Nina sekarang lebih terdengar suara tertahan ketika penis disodok-sodokkan ke lubang memeknya.
"Huek, hek, hek aah oohh jangan, uh, duh, ampunn pakk", ternyata Nina telah orgasme.
Sungguh mengasyikan melihat expresi Nina yang merem-merem sambil menggigit bibir bawahnya. Pak Bambang terus menggenjot memek Nina. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga Pak Bambang terus menggenjot tubuh Nina, Ninapun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya Pak Bambang menggenjot tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah, "Ahh, ahh, oouuhh".

Lalu Pak Bambang memposisikan tubuh Nina menungging. Pantat Nina sekarang terlihat kokoh menantang, ditopang paha panjangnya yang putih dan tegak. Pak Bambang memasukkan kejantanannya yang berukuran 20 cm lebih itu ke vagina Nina hingga terbenam seluruhnya, lalu dia menariknya lagi dan dengan tiba-tiba sepenuh tenaga dihujamkannya benda panjang itu ke dalam rongga vagina Nina hingga membuatnya tersentak kaget dan kesakitan sampai matanya membelalak disertai teriakan panjang.
"Aaahh, Stoop, kumohon jangan".
Kedua tangan Pak Bambang memegang pantat Nina, sedangkan pinggulnya bergoyang-goyang berirama. Sesekali tangan Pak Bambang mengelus-elus pantat Nina dan sesekali meremas payudara Nina dari belakang.

Beberapa menit kemudian, Pak Bambang kembali mempercepat goyangan pinggulnya, kemudian dia menarik kedua tangan Nina. Jadi sekarang persis seperti menunggangi kuda lumping, kedua tangan Nina dipegang dari belakang sedangkan pantatnya digoyang seirama sodokan penis Pak Bambang. Karena tidak disangga kedua tangannya lagi, kini buah dada Nina tergencet di atas tikar tipis sebagai alas Nina disetubuhi. Sedangkan wajah Nina menghadap keatas dengan mulut menganga mengerang kesakitan. Melihat keadaan Nina seperti itu, Pak Bambang semakin bersemangat mengebor liang vagina Nina.

"Anjingg, bangsaatt, perekk, loo, Nina ngentoott, gue entotin loo".
Pak Bambang merancau tak jelas. Dan akhirnya Pak Bambangpun berejakulasi di lobang kemaluan Nina, kemaluannya menyemburkan cairan kental yang luar biasa banyaknya memenuhi rahim Nina.
"Aa, aakkhh, oohh", sambil mengejan Pak Bambang melolong panjang bak serigala, tubuhnya mengeras dengan kepala menengadah keatas.
"Aoohh, oouuhh, bangsaatt, shitt, shitt".
Nina mengumpat sambil mendesah, tubuhnya mengejang merasakan air mani Pak Bambang membanjiri rahimnya. Puas sudah dia menyetubuhi Nina, rasa puasnya berlipat-lipat baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas dalam menyetubuhi Nina, puas dalam merobek keperawanan Nina dan puas dalam memberi pelajaran kepada gadis nomor satu di sekolah itu.

Nina menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa gurunya telah berejakulasi karena dirasakannya ada cairan-cairan hangat yang menyembur membanjiri vaginanya. Cairan kental hangat yang bercampur darah itu memenuhi lobang kemaluan Nina sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Nina yang menyadari itu semua, mulai menangis namun kini tubuhnya sudah lemah sekali.

Setelah itu Pak Andi maju untuk mengambil giliran. Kali ini Pak Andi mengangkat kedua kaki Nina ke atas pundaknya, dan kemudian dengan tidak sabar dia segera menancapkan penisnya yang sudah tegang ke dalam vagina Nina. Pak Andi masih mengalami kesulitan saat memasukkan penisnya, meskipun vagina Nina kini sudah licin oleh sperma Pak Bambang dan juga cairan vagina Nina. Vagina Nina masih sangat sempit. Kembali vagina Nina diperkosa secara brutal oleh Pak Andi, dan Nina lagi-lagi hanya dapat berteriak kesakitan.

"Bangsatt, akkhh, bajingaann, sudahh, sudahh, keparaatt"
Namun kali ini Nina tidak berontak lagi, karena dia pikir itu hanya akan membuat gurunya semakin bernafsu saja.

Sementara itu Pak Andi terus memompa vagina Nina dengan cepat sambil satu tangannya meremas-remas payudara Nina yang bulat kenyal dan tidak lama kemudian dia mencapai puncaknya dan mengeluarkan seluruh spermanya di dalam vagina Nina.
"Ooohh, makan nih pejuh gue".
Nina hanya dapat meringis kesakitan, tubuhnya telentang tidak berdaya di lantai. Walaupun tangan dan kakinya sudah tidak dipegangi lagi, dan membayangkan dirinya akan hamil karena saat ini adalah masa suburnya. Dia dapat merasakan ada cairan hangat yang masuk ke dalam vaginanya. Darah perawan Nina dan sebagian sperma Pak Andi mengalir lagi keluar dari vaginanya.

"Hmmpphh, hhmmpp, oohhkk, oughh", Nina menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Pak Budi mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Nina.
Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Pak Budi terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Memang agak sulit selain meskipun sudah dimasuki dua penis tadi, usia Nina juga masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit.

Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Pak Budi berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya didalam vagina Nina. Tubuh Nina berguncang-guncang disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya itu. Diapun terus memohon kepada Pak Budi agar mau melepaskannya.
"Ahh, rasain loe, akhirnya aku bisa ngerasain jepitan memek kamu sayang", bisiknya ketelinga Nina.
"Oouuhh, Paakk, saakiitt, Paak, ampuunn", rintih Nina dengan suara yang megap-megap.
Jelas Pak Budi tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memompakan batang kemaluannya keluar masuk lobang kemaluan Nina.

"Aakkhh, oohh, oouuhh, oohhggh", Nina merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot Oleh Pak Budi, badannyapun semakin menggeliat-geliat.
Otot-otot dinding vaginanya kuat mengurut-urut batang kemaluan Pak Budi yang tertanam didalamnya, karenanya Pak Budi merasa semakin nikmat. Sambil memukuli perut Nina dengan tangannya, berharap agar vagina Nina mencengkram penisnya dengan lebih erat karena lobang vagina Nina semakin mengendur.

Tiba-tiba Pak Budi mencabut penisnya dan dia duduk di atas dada Nina. Pak Budi mendempetkan kedua buah payudara Nina yang kecil dengan kedua tangannya dan menggosok-gosokkan penisnya di antara celah kedua payudara Nina, sampai akhirnya dia memuncratkan spermanya ke arah wajah Nina. Nina gelagapan karena sperma Pak Budi mengenai bibir dan juga matanya. Setelah itu Pak Budi masih sempat membersihkan sisa sperma yang menempel di penisnya dengan mengoleskan penisnya ke payudara Nina dan ke puting susunya. Kemudian Pak Budi menampar payudara Nina yang kiri dan kanan berkali-kali, sehingga payudara Nina berwarna kemerahan dan membuat Nina merasa perih dan kesakitan.

Selanjutnya dua orang, Pak Joko dan Pak Dono maju. Mereka kini menyuruh Nina untuk mengambil posisi seperti merangkak. Kemudian Pak Joko berlutut di belakang pantat Nina dan mulai mencoba memasukkan penisnya ke lubang anus Nina yang sangat sempit.
"Gila nih cewek, bokongnya montok banget kenyal lagi, lihat nih Tin paha si Nina. Gempal, gede, Putih banget. Bener kata Pak Bambang" Kata Pak Joko.
"Ampuunn, jangan sodomi saya paakk, saya mohoonn".
Membayangkan kesakitan yang akan dialaminya, Nina mencoba untuk berdiri, tetapi kepalanya dipegang oleh Pak Dono yang segera mendorong wajah Nina ke arah penisnya. Kini Nina dipaksa mengulum dan menjilat penis Pak Dono. Penis Pak Dono yang tidak terlalu besar tertelan semuanya di dalam mulut Nina.

Sementara itu, Pak Joko masih berusaha membesarkan lubang anus Nina dengan cara menusuk-nusukkan jarinya ke dalam lubang anus Nina.
"Akkhh, oohh, aahh, sshh, perihh, pakk"
Sesekali Pak Joko menampar pantat Nina dengan keras, sehingga Nina merasakan pantatnya panas.
"Gila nih perek, bokongnya gede tapi lobangnya kecil banget" Kemudian Pak Joko juga berusaha melicinkan lubang anus Nina dengan cara menjilatinya.
Nina merasakan sensasi aneh yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya saat lidah Pak Joko menjilati lubang anusnya. Ia berada dibelakang Nina dengan posisi menghadap punggung Nina.

Ketika lobang dubur Nina agak terbuka, Pak Joko menuang sebotol minyak goreng kedalam lobang dubur Nina. Setelah itu kembali direntangkannya kedua kaki Nina selebar bahu, dan, "Aaakkhh.", Nina melolong panjang, badannya mengejang dan terangkat dari tempat tidur disaat Pak Jokol menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Nina. Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Pak Joko berhasil menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Nina, meskipun baru masuk setengahnya. Setelah itu tubuh Nina kembali disodok-sodok, kedua tangan Pak Joko meraih payudara Nina serta meremas-remasnya.

Tidak lama kemudian Nina kembali menjerit kesakitan. Rupanya anusnya sudah jebol oleh penis Pak Joko yang berhasil masuk seluruhnya dengan paksa. Kini Pak Joko memperkosa anus Nina perlahan-lahan, karena lubang anus Nina masih sangat sempit dan kering. Ketika Pak Joko menarik penisnya, mulut dubur Nina ikut tertarik sehingga terlihat monyong keluar. Lalu Pak Joko menyodokkan lagi penisnya, sehingga kini dubur pantat Nina mengempot.
"Aaakkhh, ouughh, sakii..iitt, pak, periihh, akuu, nggakk.. kuatt, pakk, periihh, sakiitt".
Nina menjerit keras sekali, ia baru saja merasakan rasa sakit yang teramat-sangat yang pernah dirasakannya. Pak Joko merasakan kesakitan sekaligus kenikmatan yang luar biasa saat penisnya dijepit oleh anus Nina. Pak Joko merasa penisnya lecet didalam pantat Nina. Kenikmatan yang terus-menerus dirasakannya ketika menunggangi pantat Nina. Tak terbayang bagaimana wajah orang tua Nina, jika menyaksikan persetubuhan yang tidak manusiawi yang dialami putrinya. Anak perempuan yang mereka rawat dengan kasih sayang hingga remaja dan dibiayai, sekarang tubuhnya sedang menungging telanjang bulat, pantatnya disodomi oleh gurunya sendiri.

Seperempat jam lamanya Pak Joko menyodomi Nina, waktu yang lama bagi Nina yang semakin tersiksa itu.
"Eegghh, aakkhh, oohh".
Dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok-sodok, Nina merintih-rintih, sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tangan Pak Joko. Saat Nina berteriak, kembali Pak Dono mendorong penisnya ke dalam mulut Nina, sehingga kini Nina hanya dapat mengeluarkan suara erangan yang tertahan, karena mulutnya penuh oleh penis Pak Dono. Tubuh Nina terdorong ke depan dan ke belakang mengikuti gerakan penis di anus dan mulutnya.

Kedua payudara Nina yang menggantung dengan indah bergoyang-goyang karena gerakan tubuhnya diremas-remas dengan brutal oleh Pak Joko. Nina berteriak-teriak kesakitan.
"Aakkhh, oohh, oouhh, aammp, uunn, pakk"
Keadaan ini terus berlangsung sampai akhirnya Pak Joko dan Pak Dono mencapai klimaks hampir secara bersamaan. Pak Joko yang sudah tidak tahan karena seret dan panasnya dubur Nina menyemburkan spermanya di dalam anus Nina, Nina merasakan perih pada rongga duburnya yang lecet tersiram sperma Pak Joko. Dan Pak Dono menyemburkan spermanya di dalam mulut Nina. Nina terpaksa menelan semua sperma Pak Dono agar dia dapat tetap bernafas. Nina hampir muntah merasakan sperma itu masuk ke dalam kerongkongannya, namun tidak dapat karena penis Pak Dono masih berada di dalam mulutnya. Nina membiarkan saja penis Pak Dono berada di dalam mulutnya untuk beberapa saat sampai Pak Dono menarik keluar penisnya dari mulut Nina. Sebagian sisi sperma Pak Dono yang tidak tertelan meluber keluar bercampur dengan air liur Nina.

Kemudian Pak Dono memaksa Nina untuk membersihkan penisnya dari sperma dengan cara menjilatinya. Pak Joko juga masih membiarkan penisnya di dalam anus Nina dan sesekali masih menggerak-gerakkan penisnya di dalam anus Nina, mencoba untuk merasakan kenikmatan yang lebih banyak. Nina dapat merasakan kehangatan sperma di dalam lubang anusnya yang secara perlahan mengalir keluar dari lubang anusnya. Perih yang luar biasa dirasakan lobang pantat Nina yang lecet-lecet.

Setelah Pak Joko mencabut penisnya dari anus Nina, lalu Pak Dion mengambil kursi dan duduk di atasnya. Dia menarik Nina mendekati dan mengangkat tubuh Nina lalu memposisikan mengangkangi penisnya menghadap dirinya. Pak Dion kemudian mengarahkan penisnya ke vagina Nina, dan kemudian memaksa Nina untuk duduk di atas pangkuannya, sehingga seluruh penis Pak Dion langsung masuk ke dalam vagina Nina.
"Aohh, oouuhh, sakii..itt, udahh, Paak, ngiluu paakk", Nina mengerang kesakitan.
Setelah itu, Nina dipaksa bergerak naik turun, sementara Pak Dion meremas dan menjilati kedua payudara dan puting susu Nina. Sesekali Pak Dion menyuruh Nina untuk menghentikan gerakannya untuk menahan orgasmenya. Pak Dion dapat merasakan vagina Nina berdenyut-denyut seperti memijat penisnya, dan dia juga dapat merasakan kehangatan vagina Nina yang sudah basah.

Pak Dion masih belum puas. Dia memiringkan tubuh Nina lalu mengangkat kaki kanan Nina ke bahunya dan mulai menyodok-nyodokan penisnya di liang kemaluan Nina. Nina menahan sakit bercampur nikmat itu dengan menggigit bibirnya sendiri hingga berdarah, wajahnya yang sudah penuh air mata dan memar bekas tamparan itu tidak membuat iba gurunya itu. Pak Dion tanpa kenal ampun berkali-kali menghujamkan senjatanya dengan sepenuh tenaga. Temannya yang gendut itu juga menjilati payudara Nina yang bergoyang-goyang akibat irama pinggul Pak Dion, lidahnya bermain-main di ujung putingnya yang sudah sangat keras. Pak Dion tidak dapat bertahan lama, karena dia sudah sangat terangsang sebelumnya ketika melihat Nina diperkosa oleh para rekannya, sehingga dia langsung memuncratkan spermanya ke dalam vagina Nina. Nina kembali merasakan kehangatan yang mengalir di dalam vaginanya.

Selanjutnya, Pak Gatot yang mengambil giliran untuk memperkosa Nina. Dia menarik Nina dari pangkuan Pak Dion, kemudian dia sendiri tidur telentang di lantai. Nina disuruh untuk berlutut dengan kaki mengangkang di atas penis Pak Gatot. Kemudian secara kasar Pak Gatot menarik pantat Nina turun, sehingga vagina Nina langsung terhunjam oleh penis Pak Gatot yang sudah berdiri keras.
"Akkhh, aakkhh, oogghh,". teriakan memilukan keluar dari mulut Nina.
Penis Pak Gatot, yang jauh lebih besar daripada penis-penis sebelumnya meskipun tubuhnya pendek yang memasuki vagina Nina, masuk semuanya ke dalam vagina Nina, membuat Nina kembali merasakan kesakitan karena ada benda keras yang masuk jauh ke dalam vaginanya. Nina merasa vaginanya dikoyak-koyak oleh penis Pak Gatot. Pak Gatot memaksa Nina untuk terus menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga penis Pak Gatot dapat bergerak keluar masuk vagina Nina dengan leluasa. Kedua Payudara Nina besar menggantung bebas, naik turun seirama tubuhnya.

Kemudian Pak Gatot menjepit kedua puting susu Nina dan menariknya ke arah dadanya, sehingga kini payudara Nina berhimpit dengan dada Pak Gatot. Pak Gatot benar-benar terangsang saat merasakan kedua payudara Nina yang kenyal dan hangat menempel rapat ke dadanya. Melihat posisi seperti itu, Pak Joko melepas ikat pinggangnya dan mulai mencambuk punggung dan bongkahan pantat Nina beberapa kali.
"Akkhh, aakhh, damn, shitt", Nina kembali merasakan perih luar biasa pada punggung, pantat, dan pahanya.
Cambukan Pak Joko sangat keras sehingga membuat garis lurus merah di kulit punggung pantat, dan paha Nina.

Walaupun cambukan itu tidak terlalu keras, namun Nina tetap merasakan perih dan panas di punggung dan pantatnya, sehingga dia berhenti menggerakkan pinggulnya. Merasakan bahwa gerakan Nina terhenti, Pak Gatot marah. Kemudian dia mencengkeram kedua belah pantat Nina dengan tangannya, dan memaksanya bergerak naik turun sampai akhirnya Nina menggerakkan sendiri pantatnya naik turun secara refleks. Pak Gatot mencengkram pinggul Nina, lalu membuat goyangan memutar sehingga ia merasakan sensasi luar biasa dengan goyangan mengebor Nina itu.
"Oohh, sshh, shh", Pak Gatot mendesah kenikmatan, sambil merasakan pantat Nina yang empuk basah menduduki selangkanganya.

Ketika Pak Gatot hampir mencapai klimaks, dia memeluk Nina dan berguling, sehingga posisi mereka kini bertukar, Nina tidur di bawah dan Pak Gatot di atasnya. Sambil mencium bibir Nina dengan sangat bernafsu dan meremas payudara Nina, Pak Gatot terus menggenjot vagina Nina. Tidak lama kemudian gerakan Pak Gatot terhenti. Pak Gatot mencabut penisnya keluar dari vagina Nina dan segera menyemprotkan spermanya di sekitar bibir vagina Nina. Kemudian dia menarik tangan kanan Nina dan memaksa Nina untuk meratakan sperma yang ada di sekitar vaginanya dengan tangannya sendiri.

Setelah itu Pak Heru, guru kimianya maju mengambil giliran memperkosa vagina Nina. Ia mengangkat kedua kaki Nina dan menyandarkannya diatas bahunya, Pak Heru menempelkan kepala penisnya di mulut vagina Nina. Dengan kasar Pak Heru menyodokkan Penisnya dengan keras kedalam liang peranakan Nina. Lalu ia mulai menggenjotnya. Hampir sepuluh menit Pak Heru memompa vagina Nina dengan kasar, membuat vagina Nina semakin terasa licin dan longgar. Sebelum mencapai puncaknya, Pak Heru mencabut penisnya dari vagina Nina dan memaksa Nina untuk membuka mulutnya lebar-lebar untuk menampung spermanya. Setelah itu, Pak Heru memaksa Nina untuk berkumur dengan spermanya dan kemudian menelannya. Semua orang disitu tertawa senang melihat itu, sementara Nina menahan jijik dan rasa malu yang luar biasa karena diperlakukan dengan hina seperti itu. Kini wajah Nina terlihat mBLenger oleh sperma milik Pak Heru.

Semua posisi yang mungkin dibayangkan dalam hubungan seks sudah dipraktekkan oleh para Guru Nina terhadap tubuh Nina. Kali ini Nina tidak kuat lagi menahan orgasmenya yang ke 20, dan dia mengalami orgasme hebat, namun tidak sehebat yang pertama. Cairan Vaginanya sudah mulai habis. Rongga vaginanya mulai mengering, karena cairan vaginanya sudah hampir habis dkeluarkan. Nina merasakan sakit luar biasa pada rongga vaginanya. Ditambah penis para gurunya yang tak henti-hentinya menyodok dan menggesek rongga vaginanya yang kering, sehingga membuat rongga vaginanya lecet dan sobek. Hanya darah dari luka di rongga vaginanya lah yang membasahi daging kemaluannya dan burung yang tengah bersarang didalamnya.

Setelah delapan gurunya selesai memperkosa dirinya untuk kesekian kalinya, Nina akhirnya pingsan karena kecapaian dan karena kesakitan yang menyerang seluruh tubuhnya terutama di vagina, anus dan juga kedua buah payudaranya. Nina telah diperkosa secara habis-habisan selama empat jam lebih oleh gurunya sendiri. Dan semua kejadian itu direkam oleh Pak Bambang.

lebih-lebih ketika posisi kedua tangan Nina yang terikat digantung keatas. Pak Andi menjilati dan menciumi ketik Nina.
"Mmuuahh, ketek lo montok banget sih, rasanya asin tapi gurih dan baunya haruumm"
Liur Pak Andi membasahi ketiak Nina. Nina kembali disetubuhi dari 2 arah tentu saja lubang anus dan vaginanya. Nina kini hanya bisa menggigit bibir sambil kakinya menendang-nendang ke segala arah, sambil sesekali seperti orang mengejan.
"Ouughh, arrkhh, ouhh, udah paa..ak perih, sakiitt, ouughh, aa, akh"
Nina terus berontak seperti orang kesetanan. Karena dubur Nina mulai mengering, Pak Andi kembali membasahi dubur Nina dan batang penisnya sendiri dengan minyak goreng agar licin. Pak Andi menyodomi Nina untuk ke 4 kalinya. Dilanjutkan dengan Pak Joko lagi, yang senang sekali main sodomi. Apalagi dapat pantat semontok pantat Nina, ia semakin bernafsu menghancurkan anus Nina (Anal Destruction).

Kemudian mereka kembali menelentangkan Nina di lantai, lalu mereka maju semua mencari bagian-bagian tubuh Nina yang bisa di gunakan untuk memuaskan penis mereka. Pak Joko memasukkan penisnya ke dalam mulut Nina, dan memaksa mengulumnya. Pak Bambang menyarangkan Penisnya ke dalam memek Nina yang berdarah-darah. Pak Andi melesakkan penisnya yang super besar dan panjang itu ke dalam lobang pantat Nina yang sudah hancur. Pak Gatot menjepitkan penisnya di antara belahan payudara Nina, kemudian menggosok-gosoknya sambil memelintir dan menarik puting susu Nina yang coklat mungil dan membengkak. Pak Dono menaruh penisnya di tengah-tengah ketiak kanan Nina yang gemuk putih dengan beberapa helai rambutnya, lalu menjepitnya dan memaju mundurkan penisnya di dalam jepitan ketiak Nina. Sedangkan Pak Budi melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Pak Dono dengan Menjepitkan penisnya ke ketiak Nina yang sebelah kiri. Sedangkan Pak Heru Meraih tangan kanan Nina, kemudian memaksa tangannya mencengkram penisnya lalu membantu tangan Nina untuk mengocoknya. Yang terakhir yaitu Pak Dion, melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Pak Heru dengan tangan Kiri Nina.

Akhirnya Nina yang sudah tidak kuatpun pingsan, dengan Vagina dan anusnya yang dalam keadaan rusak parah, dan terus mengeluarkan darah, sisa sperma, dan sisa cairan vagina dan duburnya. Kedua payudaranya bengkak memerah dan lecet-lecet, puting susunya yang coklat mungil sobek. Darah dan sperma berceceran dimana-mana. Sudah puas para guru tersebut, mereka membersihkan diri lalu meninggalkan tubuh Nina yang bugil dan berlepotan darah dan sperma dalam keadaan pingsan.

******

Setelah para guru Nina pergi, muncullah beberapa siswa pria di sekolah Nina yang diam-diam mengikuti gurunya. Ketika menemui tubuh Nina yang pingsan dalam keadaan telanjang bulat. Mereka mulai memperkosa tubuh Nina yang masih tidak sadar. Satu diantara mereka menelepon teman-temannya di sekolah. Sekitar 20 menit kemudian datanglah sekitar 40 siswa laki-laki di sekolah Nina. Lalu mereka mulai menikmati tubuh Nina secara bergantian ataupun bersama-sama. Ketika sadar, Nina hanya bisa teriak dan memohon, ia tidak punya cukup tenaga untuk melawan. Ia hanya bisa menyaksikan dirinya diperkosa oleh teman-temannya sendiri. Teman-temannya yang sudah lama bermimpi bisa menyetubuhi Nina, akhirnya tercapai juga.

Setelah puas semua, mereka meninggalkan tubuh Nina yang pingsan lagi untuk kesekian kalinya itu. Liang vaginanya sudah menganga sangat lebar, merah membengkak, dan sudah tidak berbentuk lagi. Dengan darah segar yang terus mengalir dari lobang vaginanya. Lobang duburnya pun sudah sangat lebar dengan keadaan rusak parah dengan bentuk berantakan, dengan darah, sperma dan cairan kekuningan yang keluar terus menerus dari liang duburnya. Dan dari sela-sela bibirnya mengalir sperma dan air liur dari dalam mulutnya. Wajahnya tetap cantik dengan masih mengenakan kacamata selama ia diperkosa. Tetapi menampakkan penderitaan yang begitu berat.

Karena merasa kasihan, beberapa temannya mengantarkan Nina ke kostnya. Nina selalu merasakan perih dan rasa sakit yang teramat sangat ketika ia harus buang air kecil. Karena liang pengeluaran air seninya masih bengkak dan agak tertutup lipatan daging mulut vaginanya yang sobek. Dan juga ketika buang air besar, karena lobang duburnya membuka sangat lebar dan belum mau menutup kembali. Jadi setiap saat, anusnya mengeluarkan kotorannya tanpa Nina sadari.

******

Setelah peristiwa tersebut, Nina terus mengunci diri dalam kamar dan diam membisu ketika ditanyai oleh teman ataupun keluarganya. Beberapa hari kemudian Nina pulang ke asalnya, dan tinggal dengan ortunya. Nina mengalami shock berat, dan tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Sementara para guru yang memperkosa Nina, bebas beraktivitas karena Nina tidak berani memberi kesaksian. Nina terperangkap dalam trauma perkosaan itu untuk selama hidupnya. Sedangkan para guru yang memperkosanya masih sibuk mencari mangsa siswinya yang lain.

E N D
Read More...

Pemerkosaan Wulan

Wulan adalah seorang gadis lulusan ESP sebuah universitas negeri terkemuka di Palembang. Tubuhnya langsing dan padat. Rambutnya pendek ala Demi Moore. Ia sangat gemar memakai pakaian ketat dan jins ketat. Banyak teman laki-lakinya yang berhasrat menggagahinya. Salah satunya adalah Romi.

Wulan memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit. Suatu malam Wulan minta Romi mengantarnya ke suatu acara. Dan Romi tahu inilah kesempatan terbaiknya. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk obat perangsang yang sangat kuat, dan sebuah tustel. Maka malam itu sepulang dari acara sekitar jam 9 malam, Romi sengaja mengambil jalan memutar lewat pinggiran kota yang sepi.

Wulan terkejut merasakan sesuatu terjadi dalam tubuhnya. Ia merasa terangsang, sangat terangsang. Wulan tak tahu Romi sudah mencampur minumannya dengan obat perangsang dosis tinggi. Lelaki itu tersenyum melihat Wulan gelisah. Tiba-tiba Romi menghentikan mobilnya ditepi jalan yang sepi.

"Wulan, kau mau ini??" Romi tiba-tiba menurunkan retsletingnya, mengeluarkan penisnya yang talah mengeras dan membesar. Wulan menatapnya terkejut, tubuhnya lemas tak berdaya,
"J.. Jaangan. Romi. Aku.. Harus balik."

Romi menarik kepala Wulan, menundukkan gadis itu, menghadapkannya pada penisnya. Wulan tak bisa menguasai dirinya, langsung membuka mulutnya dan segera saja Romi mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Wulan.

"Akhh.." Romi mengerang nikmat.

Wulan menangis tak berdaya menahan gejolak nafsunya. Romi mulai menggerakkan kepala Wulan naik turun, mengocok penisnya dengan mulutnya. Suara berdecak-decak liur Wulan terdengar jelas. Tiba-tiba Romi menjambak rambut Wulan hingga Wulan tersandar kembali ke jok.

"Sudah..! Romi!! Sudah..!" Wulan menangis sesenggukan, terengah-engah.

Tubuhnya lemas. Romi dengan cepat menarik kaos ketat Wulan hingga lepas. Dada Wulan yang kencang menculat keluar. KemuWulan ia menurunkan retsleting jins Wulan dengan tak sabar, memelorotkannya hingga lepas. Tubuh Wulan yang langsing dan sintal itu kini hanya dibalut bra dan celana dalam katun hitamnya. Membuat Romi semakin bernafsu.

"Oii Wulan, kau ni seksi nian. Aku ingin nelanjangi kau.."

Romi menarik Wulan dan melentangkannya di jok belakang kijang itu. Wulan hanya mampu manangis sambil terengah engah. Romi menarik celana dalam Wulan dengan cepat, kemuWulan menarik putus branya. Wulan telanjang bulat. KemuWulan Romi mengambil sebuah tustel dan memfoto Wulan beberapa kali. Romi membukai pakaiannya sendiri dengan bernafsu.

Wulan terus menangis tak berdaya melihat kemaluan Romi yang besar dan panjang. Romi mulai mengangkangkan kaki gadis itu kemuWulan menindihi Wulan dengan bernafsu. Payudara Wulan yang kejal dan kencang disedot sedotnya hingga tubuh Wulan menggeliat geliat tak menentu.

"Ahh.. R.. Romi.. S.. Sudahh.. Jangan.."

Melihat Wulan menggeliat-geliat, menangis tak berdaya antara menikmati dan ingin berontak membuat Romi semakin bernafsu. Sementara mulutnya sibuk mengulum mulut Wulan, Romi mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Wulan. Wulan hampir menjerit ketika tiba-tiba Romi menekan pinggulnya keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam tubuh Wulan. Romi mulai menggenjot gadis itu. Kedua tangan Wulan ditekannya di atas kepala Wulan di atas jok, sementara ia mengayun, menyetubuhi Wulan dengan kasar dan bersemangat.

"Ohhs.. Shh. Oh. Wulan. Luar biasa.. Ssh.." Romi mendesis desis nikmat.

Wulan hanya bisa menangis tak berdaya, tubuhnya terguncang-guncang kasar, kijang itu terasa ikut berderit-derit bergerak mengikuti gerakan mereka berdua. Tiba-tiba Wulan merasakan seluruh tubuhnya mengejang dalam kenikmatan. Wulan mengerang dan menjerit keras, kemuWulan lemas. Ia orgasme. Sementara Romi tidak peduli terus menggenjot Wulan dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Wulan yang mengalir deras.

Romi berhenti bergerak kemuWulan membalik Wulan, menengkurapkankannya.

"Sss.. Sudah Romi. Sss sudah.. Jangan."

Wulan hanya bisa memohon dan menangis pasrah.

Romi tidak peduli, ia mulai membukai lubang anus Wulan dengan jari-jarinya.

"Aku ingin nyodomi kau Wulan.. Tahan." Romi terengah-engah bernafsu.

Wulan menahan nafas ketika dirasakannya kepala penis Romi yang besar mulai memaksa membuka lubang duburnya yang sempit.

"AAKKHH!! Ampunn. R.. Romi.. AkhhH!! SAKIT!!" Wulan meronta hingga Romi terjatuh dari jok.

Secara reflek Wulan membuka pintu mobil dan berlari keluar, namun perih di selangkangannya membuatnya limbung dan tersungkur di semak belukar. Mereka berada dipinggiran kota Palembang yang gelap dan penuh belukar. Romi segera menyergap dari belakang, memiting tangan Wulan kemuWulan mengikatnya. KemuWulan menyusul kedua kakinya. Wulan tertelungkup tak berdaya, menangis memohon,

"Ampun Romi.. Jangan.."

Tanpa menunggu lagi Romi kembali menindih punggung Wulan, kemuWulan memaksakan penisnya masuk ke lubang dubur Wulan.

"AKHH!!" Wulan menjerit kesakitan ketika Romi mendesak masuk, senti demi senti.
"Nikmati bae Wulann.. H!" Tiba-tiba Romi menekan dengan keras, membuat seluruh batang penisnya masuk ke dubur gadis itu.

Tubuh Wulan mengejang kesakitan. Pandangannya berkunang-kunang menahan sakit. Walaupun penis Romi sudah dibasahi cairan vaginanya, masih tetap terasa seret dan kesat. Kini Romi mulai mengeluarmasukkannya, dan setiap ia bergerak tubuh Wulan mengejang kesakitan. Wulan menangis dan mengerang kesakitan, namun hal itu malah membuat Romi semakin bernafsu menyodominya dengan kasar. Akhirnya Wulan lemas dan hanya bisa merintih kesakitan. Wulan di sodomi ditepi jalan, diatas semak belukar.

Tiba-tiba sekelebat cahaya senter membuat Romi yang tengah bernafsunya berhenti.

"Hei! Lagi ngapain itu!!" Tiga orang bertubuh tegap muncul.

Romi segera mencabut penisnya kemuWulan berdiri. Wulan ambruk kesakitan. Wulan hanya dapat melihat keempat lelaki itu berbicara tak jauh darinya, menunjuk-nunjuk dirinya sambil tersenyum-senyum. Tiba-tiba Romi menarik tubuh Wulan, mendudukannya, sementara ketiga orang tadi tiba-tiba membuka celana masing-masing.

"Tolong Pak. Aku diperkosa lanang inii!!"Wulan memohon mohon.

Tapi salah seorang dari orang itu tiba-tiba menjambak rambutnya kemuWulan mengarahkan penisnya kemulut Wulan.

"Aku dak peduli! Sekarang kulum punyo aku ini! kalau tidak kutembak disinila!!"

Wulan menangis ketakutan, ketiga orang itu malah minta jatah. Dengan terpaksa Wulan mulai mengulum dan mengemut batang penis milik orang itu, sementara dua rekannya dan Romi mendekatinya.

Orang itu menarik kepala Wulan lepas dari penisnya. Penisnya sudah menegang penuh, besar dan panjang. Mereka membentang terpal ditepi jalan, kemiWulan orang itu melentangkan tubuhnya. Temannya mengangkat tubuh Wulan dan mengangkangkannya diatas rekannya tadi. Ketika penisnya tepat berada di vagina Wulan, mereka menarik tubuh Wulan hingga penis orang itu masuk dengan lancar ke selangkangan Wulan.

Wulan menangis ngilu dan perih. Wulan ditengkurapkan. Sementara vaginanya terus dipompa dari bawah, seseorang dari mereka memaksa Wulan membuka mulutnya dan mengulum penisnya. Kepalanya dipegang erat-erat kemuWulan digerakkan maju mundur dengan kasar. Sementara yang satu lagi meremas remas kedua payudara Wulan, memilin-milin putingnya yang coklat dan runcing. Romi tiba-tiba berlutut di belakang Wulan, kemuWulan kembali memaksa masuk ke dubur Wulan. Tubuh Wulan menegang dan mengejang kesakitan. Jeritannya tertahan karena mulutnya tersumbat penis.

Wulan hanya bisa menangis dan mengerang merintih tertahan. Romi mulai memompa dubur Wulan dengan bernafsu. Bergiliran dengan orang yang memompa vaginanya dari bawah. Tiba-tiba Romi mengerang dan menekankan penisnya sedalam-dalamnya ke dalam anus Wulan, bersamaan dengan itu Wulan dapat merasakan semburan spermanya mengisi duburnya. Belum sempat Wulan bernafas normal, seorang yang tadi sibuk dengan payudaranya menggantikan posisi Romi, menduburinya dengan kasar, dengan bantuan sisa sperma Romi di anusnya. Peluh sebesar jagung mengalir disekujur tubuh Wulan, bercampur dengan peluh pemerkosanya.

Romi mengambil tustel di mobilnya kemuWulan memfoto adegan Wulan yang diperkosa tiga lelaki bersamaan, disemua lubang ditubuhnya, vagina, anus dan mulutnya. Wulan yang telanjang bulat tengkurap diatas pemerkosanya yang memeluknya erat, sementara seorang lagi yang tengah mengerjai duburnya dengan semangat mencengkeram pinggulnya, dan seorang lagi menjambak rambutnya memaju mundurkan kepalanya, memaksa Wulan mengulum penisnya.

Hingga tiba-tiba kepala Wulan dipegang erat, penis dimulutnya dimasukkan hingga ke tenggorokannya, kemuWulan cairan sperma mengalir deras mengisi rongga mulutnya.

"Telenn!! Semua! Cepat! Aakhh!" Wulan gelagapan tak bisa bernafas terpaksa menelan semua cairan kental itu. KemuWulan lagi-lagi cairan sperma memuncrat mengisi dubur dan vaginanya. Wulan pingsan. Ketika sadar ia sudah didalam mobil, berpakaian lengkap, Romi menyeringai disebelahnya.

Seminggu setelah kejaWulan di tepi sungai Musi itu, Wulan tengah menunggu rumahnya di daerah pasar 27 Palembang itu sendirian. Seluruh isi rumah pergi menginap di Kertapati karena ada acara keluarga, kecuali 2 keponakannya yang masih berumur 5 tahun. Jam 9 malam ketika Romi tiba-tiba muncul.

"Pergi dari sini!" Wulan berusaha mengusir Romi.

Namun dengan santai romi mengeluarkan beberap lembar foto dan diletakkannya di atas meja. Gadis ini miliknya, dan entah mengapa ia sangat terangsang jika melihat Wulan tersiksa.

Wulan terpucat melihat foto-foto yang diletakkan Romi diatas meja. Itu foto telanjangnya dan foto-foto adegan ketika ia digagahi beramai-ramai oleh orang malam itu.

"Nah, Wulan sekarang nurut bae.. Tenang bae, aku janji tidak maen kasar." Romi menyeringai sambil mengelus paha Wulan.

Wulan memang disuruh menjaga rumah itu sendirian bersama kedua ponakannya yang masih kecil yang sudah tidur. Hujan turun deras membuat udara malam itu dingin menggigit. Wulan diam pasrah ketika Romi menariknya ke belakang.

"Tenang be Wulan, kalau tidak nurut foto kau, kusebarkan di kampung kau. Biar tahu kalau kau biso dipakek."
Romi menarik Wulan kedapur, pintu depan belum ditutup. Wulan mendesis tak berdaya.
"Tenang bae, Wulan. Aku cuma sebentar.."

Romi mulai meraba-raba payudara Wulan yang kencang, Wulan memang sudah bersiap tidur hanya mengenakan t shirt dan celana pendek saja. Puting susu Wulan yang runcing tampak menonjol keluar ketika Romi terus menggerayangi dada Wulan. Wulan me ng gigil ketika baju kaosnya ditarik ke atas lepas oleh Romi. Dengan tangannya Romi menarik tangan Wulan yang berusaha menutupi dadanya yang telanjang kemuWulan mulai menggerayangi payudara gadis itu dengan mulut dan lidahnya.

Wulan hanya dapat tersandar ketembok yang dingin sambil meringis-ringis ngilu ketika Romi menggigiti putingnya sementara tangannya dengan leluasa memelorotkan celana pendek Wulan hingga jatuh ke lantai. Romi terbelalak melihat celana dalam sutra Wulan yang berwarna putih dengan motif bunga itu begitu mini dan seksi. Tanpa menunggu lagi jilatan Romi turun ke perut Wulan yang rata, pusarnya, kemuWulan lambat laun celana dalam Wulan menyusul jatuh ke lantai. Romi melempar semua busana Wulan jauh ke sudut. Dengan sedikit paksaan Romi membentang paha Wulan kemuWulan menjilati vagina Wulan

"Ohkk.."

Wulan terdongak merintih ngilu, antara rasa nikmat, marah dan malu menguasai dirinya ketika kedua tangan Romi mencengkeram pantatnya, membuka lebar vaginanya kemuWulan menjilatinya dengan bernafsu. Nafas Wulan terengah-engah tak terkendali mencoba menahan dirinya agar tidak terangsang.

Romi berdiri kemuWulan membuka baju dan celananya, hingga pakaian dalamnya, kemuWulan memegang penisnya yang panjang dan besar.

"Isep Wulan, ayo. Kalau tidak ingin dikasari."

Wulan terpaksa berlutut dihadapan Romi, kemuWulan mulai menjilati batang penis Romi. Wulan memejamkan matanya kemuWulan mulai mengocok Romi dengan mulut dan lidahnya. Romi menjambak Wulan kemuWulan menggerakan kepala Wulan maju mundur, menyetubuhi mulutnya. Suara berdecak-decak terdengar jelas disela deras air hujan. Wulan berusaha semampunya agar Romi puas dan berhenti, ia menjilat, mengulum, mengocok sebisanya, mengingat film-film BF yang pernah dilihatnya. Romi mengerang-erang nikmat, tubuhnya sampai tersandar ke meja dapur,
"Ahh. Ohh. Wulann. Kau memang seksi dan pintar.. Ohh.."

Tiba-tiba Romi menarik tubuh Wulan kemuWulan mendudukkannya di atas meja pantry. Wulan hanya diam sambil terengah-engah ketika Romi mengangkangkan kedua pahanya kemuWulan mulai menekan pinggulnya. Wulan meringis ngilu ketika penis Romi yang keras dan besar itu menerobos vaginanya. Romi mulai menyetubuhi Wulan, memperkosanya dengan bertubi-tubi. Wulan hanya mendengus-dengus menahan diri. Kedua tangannya mencengkeram pinggiran meja dengan kencang. Peluh membasahi tubuh mereka berdua. Wulan memejamkan matanya berharap Romi selesai, sementara lelaki itu terus menyentak-nyentak, mengeluar masukkan rudalnya ke dalam tubuh Wulan yang padat dan langsing.

Wulan terperanjat ketika membuka matanya, Ada lima lelaki bertubuh besar telanjang bulat di dapur itu! Ternyata Romi membawa teman-temannya dan mereka menunggu di mobil.

" Apa-apaan ini, Romi!!" Wulan berontak melepaskan diri.

Tapi ia tersudut disudut ruangan. Keenam lelaki itu mengepungnya.

"Sudahlah Wulan. Kalau kau njerit tidak ada yang denger jugo. Paling ponakan kau tula. Pintu depan la kami kunci, lampu la kami matike. Kau pasti dikiro sudah tidur.. He.. He. Nurut bela.., aku janji tidak kasar, entah kawan-kawan akuni..!"

Romi dan kelima temannya menyeringai bernafsu. Tubuh Wulan lemas, ia tak dapat melakukan apa-apa lagi selain pasrah. Tangannya ditarik ketengah ruangan, kemuWulan disuruh berjongkok.

"Ayo! Sedot punyo kami sikok-sikok!"

Enam batang penis disodorkan diwajah Wulan. Dan sambil menangis Wulan terpaksa mulai meng'karaoke'nya bergantian.

"Ohh.. Hebat nian Romi, betino kauni!!"
"Akhh. Aku.. Nak. Keluarr.."
Srett.. Srrtt..
Kepala Wulan dipegangi beramai-ramai sehingga ia terpaksa menelan sperma mereka satu demi satu.
"Kato kau segalo lubang Wulan ni biso dipakek?"
"Iyo! Ayo kito juburi rame-rame..!!"

Wulan menangis mendengarnya, "Jangann.. Ampun.. Sakit.."

Dengan cepat mereka menarik tubuh Wulan dan menengkurapkannya di lantai. Kelima lelaki itu mengeroyoknya, ada yang memegangi tangannya, menahan kakinya dan menunggingkan pantatnya, ada yang menahan kepalanya hingga Wulan benar-benar tak dapat bergerak. Salah seorang dari mereka mengambil botol minyak goreng di dekat kompor.

"Kami baik kok, Wulan, biar tidak sakit, kami minyaki dulu."

Yang lain tertawa tawa, Wulan dapat merasakan minyak goreng itu dituangkan dibelahan pantatnya, kemuWulan terasa jari jemari mereka mengusap-ngusap pantatnya, membukai lubang anusnya kemuWulan menusuk-nusuknya beramai-ramai. Wulan menangis dan merintih nyeri ketika lubang anusnya dibuka paksa oleh jari-jari itu. Setelah dirasa cukup salah seorang dari mereka mulai berlutut dibelakang Wulan tepat dibelahan pantatnya. Wulan hanya dapat melolong dan menangis tak berdaya ketika dirasakannya batang kemaluan itu melesak masuk ke duburnya.

Wulan mulai disodomi dilantai dapur itu. Sebuah penis disodorkan diwajahnya.

"Isep dulu Wulan, kalau tidak kami sodomi serempak tigo!!"

Wulan terpaksa mulai megulum-ngulum penis lelaki yang berlutut dihadapannya. Sementara lelaki yang dengan kasar menyodominya terus menyentak-nyentak. Wulan melihat sekilas salah seorang dari mereka mengambil sebuah terong panjang besar berwarna ungu dari kulkas. Tiba-tiba dirasakannya sesuatu yang dingin dan keras menerobos vaginanya.

"Nghh..!!"

Wulan hanya mampu melenguh perih karena mulutnya terbungkam. Seorang lelaki mengeluar masukkan terong itu ke vaginanya sementara duburnya disodomi.

"Biar tepakek galo lubangnyo!!"

Mereka tertawa-tawa puas. Tiba-tiba lelaki yang sedang menyodominya mengerang dan menyodok dengan keras. Wulan dapat merasakan cairan sperma yang hangat tumpah di anusnya. KemuWulan rekannya segera mengambil alih posisinya menyodomi Wulan. Tiba tiba lelaki yang dari tadi di'karaoke' oleh Wulan berbaring terlentang, dengan isyarat ia me mi nta teman-temannya menarik Wulan ke atas tubuhnya. KemuWulan menarik tubuh Wulan hingga penisnya masuk ke vagina gadis itu. Bless.

"Aarhh..!!" Wulan mengerang kesakitan, sebelum sebuah penis lagi maenyumbat mulutnya.

Wulan kembali diperkosa tiga orang sekaligus. Payudaranya diremas-remas dengan kasar hingga Wulan merasakan sakit bukan hanya dari dubur dan vaginanya yang dikocok paksa tapi juga dari buah-dadanya yang dipilin dan diremas dengan kasar. Tiba-tiba kedua tangannya ditarik kemuWulan dilumuri minyak sayur. KemuWulan dipegangkan pada penis dua lelaki lain. Wulan tertelungkup, dipeluk erat dari bawah, sementara vaginanya dipompa dengan kasar, seorang lagi menyodominya seperti binatang, seorang lagi memaksanya menghisap penisnya, menyetubuhi mulut Wulan dengan menjambak rambutnya, sedangkan dua lagi minta dikocok dengan kedua tangan Wulan.

Dan setiap salah seorang mencapai kepuasan, yang lain segera menggantikan posisinya, hingga pagi menjelang. Matahari mulai muncul ketika Romi menyentak-nyentak dubur Wulan dengan keras dan

"Oohh.."

Ia menyemburkan spermanya dipantat Wulan. Wulan pingsan. Ia tertelungkup telanjang bulat diatas lantai. Sperma berlepotan di perut, punggung dan wajahnya.

Mereka tidak sadar jendela terbuka dengan lampu menyala. Beberapa pemuda di rumah sebelah menyaksikan semuanya. Bahkan mereka memfoto dan memfilmkan kejaWulan itu. Bahkan dengan aneh, Romi membiarkan pintu dapur terbuka ketika pulang.

Keenam pemuda berandal itu segera bergegas ke rumah Wulan. Wulan baru saja sadar. Dubur dan vaginanya perih. Ia tertelungkup di lantai dapurnya, telanjang. Sperma kering berceceran di sekujur tubuhnya. Ia tersentak ketika lampu blits menyala. Betapa terkejut Wulan melihat enam pemuda tetangganya berdiri mengelilinginya, sibuk memfoto tubuh telanjangnya sambil menyeringai.

"Kami liat galo Wulan."

Mereka tersenyum mesum sambil menatap tubuh Wulan.

"Ternyata kau biso dipeke jugo.."

Wulan menangis tak berdaya ketika mereka membopong tubuhnya ke kamar tidurnya. Tubuhnya masih lemas. Dengan mudah tubuhnya ditelungkupkan diatas ranjangnya.

"Jangann. Gek ponakan aku bangun.. Jangan.." Wulan menangis tak berdaya.

Ia tahu mereka tak segan-segan menyebarkan fotonya. Jika itu terjadi entah bagaimana nasibnya di kampung itu.

"Diem Wulan, gek kami jago supayo mereka dak masuk. Sekarang nurut bae.."

Seseorang dari keenam pemuda itu membuka ccelananya. Mengangkat pantat Wulan. KemuWulan mulai menyodomi anus Wulan.

"Uhh uhh! Uhh!" seperti binatang ia mulai menyentak-nyentak dubur gadis itu.

Wajah Wulan terbenam diatas kasur, meringis dan menangis tak berdaya, sementara kelima pemuda lain telah membuka celana masing-masing sambil mengocok kemaluannya memperhatikan Wulan yang terengah engah tak berdaya. Anusnya perih dan kesat. Hingga tiba-tiba pemuda itu menekan keras. Wulan menggigit seprei menahan sakit. Sperma pemuda itu muncrat mengisi anus Wulan, bertubi tubi.

"Aaahh.. Alangkah enaknyoo."

Ia terkulai lemas. Menarik penisnya dari anus Wulan. Begitu pemuda pertama selesai, yang kedua segera mengganti posisinya. Menyodomi Wulan dengan brutal. Wulan hanya bisa melolong tertahan. Tertelungkup sambil menggigit sepreinya kencang. Keenam pemuda itu menggilir Wulan di pantatnya. Cairan sperma kental mengalir keluar dari duburnya, bahkan ketika pemuda terakhir mencabut penisnya, Wulan tak sadar mengeluarkan kotorannya. Muncrat bersamaan dengan sperma pemerkosanya.

Mereka berenam tertawa. Wulan lemas ketika dilentangkan. KemuWulan lelaki yang selesai meyodominya tiba-tiba duduk didada Wulan,

"Ayo suruh ngisep taiknyo dewek!" penisnya yang berlumuran kotoran Wulan yang kental kuning dan bau itu disodokkan ke mulut Wulan. Sementara rekannya yang lain memeggangi kepalanya. Wulan terbelalak dan meronta ronta. Lelaki itu menyetubuhi mulutnya. Dan Wulan dapat merasakan cairan asam, pait dan busuk itu memenuhi mulutnya. Wulan meringis menahan muntah. Tapi mereka tak peduli. Wulan tergeletak tak berdaya di atas ranjangnya. Keenam pemuda itu segera keluar. Diluar suasana mulai ramai.

"Wulan, kalau tidak galak diglir sekampung, layani kami berenam!! Setiap kami ingin!" Ancam mereka. Dan Wulan hanya sanggup menangis. Sejak kejaWulan malam itu Wulan tak menyadari bahwa foto-fotonya sengaja disebar semua pemuda berandal di kampungnya. Dan Wulan tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.

Hari menjelang malam, ketika Wulan pulang terburu buru melewati gang sempit itu. Tiba-tiba lengannya dicekal. Tono, salah seorang yang memegang fotonya menarik Wulan ke balik pagar seng kumuh.

"Jangan Kak. Dak galak aku." Wulan menangis ketika melihat Tono sudah memelorotkan celananya.
"Terserah, kalau dak galak kusebar ke foto kau, biar lanang sekampung tahu kau biso dipake"
Wulan dipaksa berjongkok.
"Ayo, isep."

Wulan dipaksa mengoral Tono. Tempat itu adalah bekas pembuangan sampah yang sudah dipagari seng. Wulan dengan jengah memasukkan penis Tono ke mulutnya, kemuWulan mulai menyedot dengan cepat, berharap Tono segera ejakulasi. Tono mencengkeram kepala Wulan yang bertopi itu kemuWulan menyetubuhi mulutnya. Diluar rumah Wulan memang mengenakan topi. Dan hal itu malah semakin membuatnya merangsang.

"Pelorotkan jins kau Wulan.."

Tono menarik Wulan berdiri. Wulan memang mengenakan kaos ketat dan jins ketat, walaupun berkerudung. Wulan menangis, tapi ia tahu percuma membantah. Perlahan ia membuka kancing jinsnya kemuWulan menurunkan retsletingnya. Tono menelan ludah ketika jins itu merosot ke mata kaki. Wulan mengenakan celana dalam mini berenda.

"Ayo, nunduk! Cepat."

Wulan dipaksa berpegangan pada sebuah bekas meja. KemuWulan celana dalamnnya dipelorotkan menyusul jinsnya. Tono telah ngaceng berat. Tanpa ba bi Bu lagi ia menyodokkan penisnya ke vagina Wulan dari belakang.

"Ukhhnnghh. Nghh!" Wulan merasa ngilu di selangkangannya. Tono merasakan vagina Wulan yang kering dan kesat menjepit penisnya, menimbulkan kenikmatan.

"Jeritlah kalau berani Wulan. Uh! Uh! Uh!"

Tono mulai menyetubuhi Wulan. Menyodok nyodok Wulan hingga tubuhnya tersentak sentak. Wulan mencengkeram pinggiran meja itu keras, menggigit bibirnya menahan jeritan kesakitan. Di samping seng terdengar beberapa orang lewat. Wulan mati-matian menahan jgn sampai bersuara. Tono yang melihat itu semakin bernafsu memperkosa Wulan. Kaos Wulan digulungnya hingga leher sehingga ia bebas meremas remas payudara Dia n yang bundar menggantung. Bahkan Tono mencabut penisnya dan memindahkannya ke lubang dubur Wulan.

"Ngngkh!! Nghh!!" Wulan menggigit bibirnya.

Hampir terjerit. Dan Tono menungganginya seperti anjing. Hingga, croott.. Crrt.. Crrt. Spermanya memancar mengisi dubur Wulan. Tono meremas buah pantat Wulan dengan keras. Ia mencabutnya perlahan.

"Ohh.. Nikmat Wulan. Besok lagi yo he he he." Tono membenari celananya sambil menyeringai. Meninggalkan Wulan yang terduduk lemas. Jin dan celana dalamnya di mata kaki.

Wulan pamit menginap dirumah temannya malam itu. Walaupun hari sudah malam ia nekad naik bis kota. Awalnya bis itu ramai. Tapi ketika memasuki km 7 yang mulai sepi isi bis itu hanya 6 orang pemuda ditambah kenek dan sopir.

"Eh Wulan! Kebetulan."

Wulan terkejut. Keenam pemuda itu kebetulan yang memiliki foto dirinya. Wulan segera mengetuk kaca supaya bis berhenti. Terlambat. Sopir dan kenek bis ikut menyeringai menatapnya. Wulan menangis menyadari ia berada di kandang macan.

"Ayo!"

Wulan ditarik ke tengah bis. Tanpa aba-aba keenam pemuda itu telah mengerubungi gadis itu. Menarik kerudungnya lepas, sebagian memelorotkan jinsnya dan melepas kaosnya. Wulan meronta-ronta. Lampu bis itu menyala. Walaupun berada di pinggiran kota yang sepi orang dari luar dapat melihat jelas ia ditelanjangi. Tapi keenam pemuda itu terus memeganginya. Ia memakai bra dan celana dalam berenda biru yang kontras dengan kulit putih dan tubuh langsingnya.

"Jangan kak.. Dijingok uwong."

Wulan menangis tak berdaya sementara tangan-tangan kasar itu menggerayangi tubuhnya, meremas buah dadanya, pinggul dan selangkangannya. Menyelusup di underwearnya. Tiba-tiba bis berhenti menepi. Diluar hutan. Sopir dan kenek ikut mengerubunginya. Wulan dikeroyok 8 laki-laki yang haus birahi. Sementara kedua tangannya dipegangi, celana dalam dan branya dilepas. Wulan telanjang bulat ketika digotong keluar. Wulan dipaksa memeluk sebuah batang pohon kemuWulan tangannya diikat melingkari pohon tersebut dengan tali branya sendiri.

Dan mulailah mereka bergiliran menyetubuhi Wulan. Tubuhnya agak ditundukkan, kakinya direntangkan. Dan mereka menungganginya bergiliran. Wulan hanya dapat memeluk pohon itu erat. Ia diperkosa sambil berdiri agak tertelungkup. Payudaranya yang menggantung diremas-remas kasar. Bahkan setelah puas menggagahinya, mereka bergiliran pula menyodomi gadis itu. Wulan dijadikan alat pemuas nafsu oleh 8 lelaki. Ketika lelaki ke-8 selesai meyodominya, Wulan pingsan.

Ia terbangun masih terikat telanjang bulat di pohon itu. Hari mulai pagi. Mulutnya dibungkam dengan celana dalamnya sendiri. Tangannya diikat dengan branya. Disebelahnya ada tasnya. Dengan KTP yang diletakkan dan dompet yang dibuka. Semua dapat melihat siapa namanya, juga alamatnya. Dan sebuah kertas diletakkan ditanah. Tertulis besar.

"Namaku Wulan, juburi aku, perkosa aku, gratis!"

Wulan panik dan meronta. Ia berada di tepi jalan. Seketika sebuah truk orang berhenti melihat gadis telanjang, siap menungging. Sekompi orang turun sambil tertawa dan menyeringai bernafsu.

"Ayo kita kabulkan permintaan gadis ini!!"

Wulan berusaha meronta ketika orang pertama berdiri di belakangnya, kemuWulan mulai menggagahinya bertubi tubi.

"Mmmffhh!! MMhh!! Nghh!".

Ketika sadar Wulan mendapatkan dirinya di pinggiran kota Palembang. Tergeletak di tepi jalan dengan berpakaian lengkap. Tanpa pakaian dalamnya.

Malam tahun baru. Wulan menghabiskan waktunya di keramaian bundaran air mancur di kota Palembang bersama teman-temannya. Suasana sangat ramai. Ia tak tahu beberapa pasang mata mengikuti gerak geriknya.

"San, aku nak kencing dulu!"

Teriaknya Diantara hingar bingar suara massa dan terompet, teman-temannya mengangguk sambil terus bersenang-senang. Wulan bergegas menerobos kerumunan dan mencari WC umum yang terletak di belakang monumen. Beberapa lelaki mengikutinya. Wulan baru saja menunaikan hajatnya ketika mendadak pintu didobrak. Ia menjerit ketika beberapa laki-laki mencengkeramnya, menarik dan membopong tubuhnya keluar. Celana dalam dan jinsnya masih menggantung di betisnya. Mulutnya dibungkam dan ia dibopong ke taman yang cukup gelap.

Wulan ditelungkupkan diatas rumput. Sementara kedua tangannya dipegangi, sesuatu yang keras melesak di duburnya. Wulan menjerit kesakitan, namun suaranya tersamar oleh teriakan keramaian yang hanya berjarak 5 meter dari tempatnya diperkosa. Wulan dapat merasakan jins dan celana dalamnya dilepas. KemuWulan blus ketatnya ditarik paksa, juga kerudungnya.

Dia ditelanjangi di tempat umum. Wulan merasakan lelaki yang menyodominya menyodok lebih dalam dan deras sebelum ia bergetar dan cairan spermanya memancar mengisi anusnya yang perih. Wulan hanya mampu menangis. Kini kedua tangannya diikat ke pohon bougenvil dengan branya sendiri, terentang lebar. Ia tertelungkup dengan posisi menungging.

"Ayo, giliran." terdengar suara laki-laki.

Mata Wulan ditutup dengan kerudungnya sendiri. Ia benar-benar tak berdaya. Tak tahu siapa saja yang akan memperkosanya. Seseorang mulai menungganginya lagi, menyetubuhinya dari belakang. Pinggulnya dicengkeram keras. Setelah selesai, beberapa jari te rasa membukai lubang anusnya lagi, kemuWulan seseorang mengisinya dengan minyak goreng.

"Biaar dak sakit Wulan.. Kau jadi lonte malam ini. He he he."

Wulan menjerit jerit ketika sesuatu yang keras lagi-lagi melesak di dubburnya dan menyentak-nyentak. Para tukang becak, sopir angkot, dan kuli-kuli berkumpul mengantre menyodomi Wulan. Sementara Budi dan kawan-kawan, pemuda yang memergoki Wulan waktu pertama mengawasi dengan puas. Setiap lelaki membayar seribu rupiah untuk membuang sperma mereka di anus dan vagina Wulan malam ini. Bahkan beberapa Diantara mereka memaksa menyetubuhi mulut Wulan dan menyemprotkan spermanya dimulut gadis itu. Budi benar-benar puas mlihat Wulan tak berdaya seperti itu. Bahkan ia pergi ke bundaran yang masih ramai dan mengundang para pemuda tanggung untuk memakai Wulan. Wulan terikat diatas rumput dengan posisi yang benar-benar siap pakai. Maka para pemuda itu mengantre pula menyodomi Wulan. Segera saja taman gelap itu menjadi ramai. Setiap selesai memakai Wulan, mereka pergi bercerita pada rekan lain. Bahkan seorang pemuda dari Kertapati langsung menelpon rekan-rekannya dengan HP.

Tiga mobil kijang yang penuh pemuda segera tiba. Bebrapa bahkan masih SMP. Budi semakin bernafsu. Lelaki yang mengantre Wulan semakin ramai. Bahkan mereka tidak sabar dan memakai Wulan beramai-ramai. Teriakan dan tangisan Wulan semakin membuat mereka bernafsu. Wulan dipakai ketiga lubang tubuhnya sekaligus. Sementara tubuh telanjangnya dilentangkan dibangku taman, kedua kakinya dikangkangkan lebar, sehingga para pemerkosanya dengan leluasa menyetubuhi vagina dan anusnya sesuka hati. Sementara kepalanya yang terjuntai diujung bangku sengaja dipegangi dan mereka menytubuhi mulutnya. Sementara kedua tangannya terus dipegangi dan kedua payudaranya disudot kanan kiri. Wulan beberapa kali hampir mati tersedak ketika mulutnya disetubuhi dengan brutal. Mereka terkadang sengaja menutup hidung Wulan sambil menekankan penis mereka ke dalam mulutnya.

Dan semakin Wulan panik karena tak bisa bernafas mereka semakin bernafsu. Pemerkosaan semakin brutal ketika serombongan tukang becak yang mabuk mengeroyok Wulan. Sementara mulut, vagina dan anusnya disodok-sodok, buah dadanya digigiti dan diremas kasar, bahkan perut Wulan yang rata dan mulus dipukuli hingga Wulan hampir pingsan. Akibatnya ketika penis ditarik dari anusnya, kotoran Wulan ikut muncrat tak terkendali.

Wulan benar-benar dilecehkan. Ia diperkosa, disodomi, dan dipaksa oral sex bergiliran oleh puluhan lelaki ditengah taman kota, ditengah keramaian, dan kini ia dipaksa membuang hajat. Siksaan terakhir adalah ketika tukang becak itu memegangi tubuh telanjang Wulan diatas rumput. Kedua tangan dan kakinya direntangkan lebar. Sementara yang lain memegangi kepalanya dan memaksa Wulan membuka mulut lebar-lebar. Saat itulah salah seorang darri mereka menyendoki kotoran Wulan dari anusnya kemuWulan menjejalkan ke mulutnya. Wulan dipaksa memakan taiknya sendiri.

Bahkan ketika Wulan menolak mereka lagi-lagi memencet hidung Wulan hingga tak bisa bernafas, Wulan menjerit histeris tak berdaya ketika dirasakannya taiknya yang asam, pahit dan busuk itu masuk ke tenggorokannya.

Para penyiksanya tertawa puas. Seorang dari mereka memasukkan penisnya kemulut Wulan dan dengan lancar kencing dimulutnya. Sementara yang lain memegangi Wulan dengan erat. Wulan benar-benar diperkosa dan dilecehkan habis-habisan malam itu.

Ketika polisi datang jam 4 pagi pemerkosaan itu baru berhenti. Mungkin ada sekitar 100 penis yang sudah dijejalkan pada mulut, anus dan vaginanya. Wulan pingsan tak berdaya, sekujur tubuh dan wajahnya penuh sperma kering.

E N D
Read More...

Fuck Jack

Saya baru mengetahui ada situs yg menarik ini, jadi saya ingin berbagi cerita. Perkenalkan diri, nama panggilan andi, umur 33 tahun wni keturunan. Saya ingin menceritakan kisah nyata yg dialami teman kuliah saya dulu.

Dulu saya kuliah di US tepatnya di MIT angkatan 1992. Sewaktu kuliah saya mempunyai seorang sahabat karib bernama Jack (fake), warga negara asli US. Saking akrabnya, kita pernah tukar pasangan, juga pernah SALOME (satu lobang rame-rame). Dia seorang pengedar dan pemakai (tapi tidak sampai kecanduan) cocaine.

Pada tahun 1996, saya lulus dan kembali ke Indonesia, dan memulai investasi saham (jual beli) sampai dengan sekarang, karena saya tidak biasa kerja dengan orang, saya pikir satu-satunya cari penghasilan yang halal adalah dengan cara ini. Saya mengalami keuntungan besar pada tahun 1997 akhir, karena kurs dollar di Indonesia mencapai Rp. 13.000,- padahal tahun 1996 masih Rp. 2.500,- sehingga saya bisa membeli rumah di Singapore (untuk persiapan kabur kalo Indonesia kacau). Pada tahun 2002, saya terkejut menerima email dari Jack, padahal sudah 5 tahun antara kami sudah tidak ada komunikasi. Dan dalam email tsb, jack menceritakan sesuatu yg membuat saya lebih terkejut.
Ceritanya:

Setelah saya dan Jack lulus, Jack masih meneruskan usaha pengedaran cocaine tsb, tetapi bukan lagi di kalangan/daerah kampus, tapi dia pindah ke kota Tampa (Florida). Setelah sekian tahun dia menguasai perdagangan di kota tersebut.

Tanpa disadari usahanya tersebut mulai tercium oleh NSA (National Security Agency). Pada tahun 2001 dia berkenalan dengan seorang cewek di sebuah pub "peanut" bernama Deedee (fake), dan hubungan merekapun semakin akrab. Jack sangat mencintai Deedee, tetapi Deedee beberapa kali menolak cintanya, dia hanya mau berteman biasa.

Pada hari Jumat Jack bertemu Deedee di pub, dan mereka pun ngobrol seperti biasanya, sewaktu Deedee pergi ke toilet, Jack memberikan obat "aphrodisiac" di dalam minumannya. Deedee tanpa curiga meminumnya, selang 1 jam, Jack mengajak didi untuk ke apartmentnya. Setiba di kamar apartmentnya, Jack langsung memeluk dan menciuminya, Deedee pun berontak, sehingga Jack langsung membanting tubuh Deedee ke ranjang dan menindihnya, Deedee yang berontak, dan juga terpengaruh reaksi obat tidak bisa berbuat banyak, dia hanya tergeletak tak berdaya di kasur. Jack dengan gemas mencium bibirnya.

Jack langsung menyobek pakaian Deedee, sobekannya dibuat untuk mengikat kedua tangan Deedee di sisi ranjang.
Dengan cepat Jack berjongkok di antara kedua kaki Deedee yang dengan paksa terkangkang akibat tekanan lutut Jack. Dengan sebelah tangannya menuntun penisnya, Jack lalu menempelkan ujung penisnya ke bibir vagina Deedee, "Fuck it, bitch!", "Aaahh.., Noo.., Noo.., Jack..", Deedee dengan suara mengiba-iba masih berusaha mencoba menghalangi niat Jack. Deedee mencoba menggeser pinggulnya ke samping, berusaha menghindari penis Jack agar tidak dapat menerobos masuk ke dalam liang kewanitaannya. Jack lalu memajukan pinggulnya dengan cepat dan menekan ke bawah, sehingga penis yang telah menempel pada bibir kemaluan Deedee dengan cepat menerobos masuk ke dalam liang vagina Deedee dengan tanpa dapat dihalangi lagi. Testis Jack mengayun-ayun menampar bagian bawah vagina Deedee, sementara Deedee megap-megap karena dorongan keras Jack.

Jack bergerak naik turun dengan sangat bernafsu menindih tubuhnya Deedee yang langsing.
Tiba-tiba Jack merasakan pinggul Deedee ikut naik turun mengimbangi permainannya.
Jack tahu bahwa Deedee sudah mulai terangsang.
"U like it, bitch?", "U wanna to fuck me now, bitch?" kata Jack sambil tersenyum.
"Fuck U!" balas Deedee.
Jack sekarang ingin membuat Deedee orgasme terlebih dahulu. Deedee semakin terangsang dan tak terkendali lagi setiap kali bagian tubuhnya bergerak mengikuti tekanan dan sodokan Jack.

Sekarang Deedee secara refleks mulai menyedot dan menghisap puting susu Jack, sehingga badan Jack mulai bergetar juga saking merasa nikmatnya. Penis Jack terasa semakin keras, sehingga Jack semakin ganas saja menggerakkan pantatnya menekan pinggul Deedee dalam-dalam. Deedee merasakan vaginanya berkontraksi, sambil berusaha menahan rasa geli dan nikmat yang tidak terlukiskan menggelitik seluruh dinding liang kemaluannya dan menjalar ke seluruh tubuhnya.

Perasaan itu makin lama makin kuat menguasainya sehingga seakan-akan menutupi kesadarannya dan membawanya melayang-layang dalam kenikmatan yang tidak pernah dialaminya selama ini dan tidak dapat dilukiskan ataupun diuraikan dengan kata-kata. Kenikmatan yang dialami Deedee tercermin pada gerakan tubuhnya yang meronta-ronta liar tanpa terkendali bagaikan ikan yang menggelepar-gelepar terdampar di pasir. Desahan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulutnya yang mungil, "Ooohh.., Shiit.., Ooohh.., Shiit..!". Kedua pahanya melingkari pantat Jack dan dengan kuat menjepit serta menekan ke bawah, disertai tubuhnya yang mengejang dan kedua tangannya mencengkeram tali (sobekan pakaiannya) pengikat tangannya dengan kuat, benar-benar suatu orgasme yang dahsyat telah melanda Deedee.
Jack merasakan penisnya terjepit dengan kuat oleh dinding kemaluan Deedee yang berdenyut-denyut disertai isapan kuat seakan-akan hendak menelan batang penisnya. Terasa benar jepitan dinding vagina Deedee dan di ujung sana terasa ada "tembok" yang mengelus kepala penisnya.

Setelah beristirahat sejenak dan melihat Deedee sudah agak tenang, Jack mulai memompa lagi. Pompaan Jack kali ini segera dibalas oleh Deedee, pinggulnya bergerak-gerak "aneh" tapi efeknya luar biasa. Penis Jack serasa dilumat dari pangkal sampai kepalanya. Lalu masih ditambah dengan variasi, ketika pinggul Deedee berhenti dari gerakan aneh itu, tiba-tiba Jack merasakan penisnya terjepit dengan kuat dan dinding-dinding kemaluan Deedee berdenyut-denyut secara teratur, sekitar 4-5 kali denyut menjepit, baru kemudian bergoyang aneh lagi. Wah, suatu sensasi melanda perasaan Jack, suatu hubungan kelamin yang belum pernah dinikmatinya dengan wanita manapun juga selama ini. Menyesal Jack karena tidak dari dulu-dulu menikmatinya. Gerakan aneh di dalam liang kemaluan Deedee makin bervariasi.

Lumatan dinding kemaluan Deedee pada penis Jack membuatnya geli-geli dan serasa akan 'meledak'. Jack tidak ingin cepat-cepat sampai, karena masih ingin menikmati "elusan" vagina Deedee. Tetapi gerakan-gerakan di dalam liang kewanitaan Deedee semakin menggila dan semakin liar. Hingga akhirnya Jack harus menyerah, tak mampu menahan lebih lama lagi perasaan nikmat yang melandanya, semakin cepat Jack bergerak mengimbangi goyangan pinggul Deedee, semakin terasa pula rangsangan yang akan meletupkan lahar panas yang sedang menuju klimaks, mendaki puncak, saat-saat yang paling nikmat. Dan akhirnya, pada tusukan yang terdalam, Jack menyemprotkan maninya kuat-kuat, sambil mengejang, melayang, bergetar. Pada detik-detik saat Jack melayang tadi, tiba-tiba kaki Deedee yang pada awalnya mengangkang, diangkatnya dan menjepit pinggul Jack kuat-kuat. Amat sangat kuat. Lalu tubuhnya ikut mengejang beberapa detik, mengendor dan terus mengejang lagi, lagi dan lagi.., Deedee pun tidak sanggup menahan dorongan orgasme yang melandanya lagi, punggungnya melengkung ke atas, matanya terbeliak-beliak, serta keseluruhan tubuhnya bergetar dengan hebat tanpa terkendali, seiring dengan meledaknya kenikmatan orgasme di vaginanya.

Jack tersenyum puas melihat tubuh Deedee terguncang-guncang karena orgasme selama 15 detik tanpa henti-hentinya. Kemudian kakinya menggelepar-gelepar ke kiri kanan. Jack pun terus menggerakkan penisnya untuk menggosok klitoris Deedee. Setelah orgasmenya selesai, tubuh Deedee langsung terkulai lemas tak berdaya, terkapar.

Setelah gelombang dahsyat kenikmatan yang melandanya surut, Jack mencium kening Deedee, dan melepaskan ikatan tangan Deedee. Deedee kembali ke alam nyata dan menyadari bahwa dia sedang terkapar di bawah tindihan badan Jack yang baru saja memberikan kepuasan yang tiada tara padanya. Suatu perasaan malu dan menyesal melandanya, bagaimana dia bisa begitu gampang ditaklukkan oleh lelaki tersebut. Tanpa terasa air mata penyesalannya bergulir keluar dan Deedee mulai menangis tersedu-sedu. Dengan tubuhnya yang masih menghimpit badan Jack, Jack mencoba membujuknya dengan memberikan berbagai alasan antara lain karena ia terlalu banyak minum sehingga tidak dapat mengontrol dirinya

Setelah tenang Deedee pergi kekamar mandi. Jack yang merasa puas, telah "menang" mendapatkan wanita impiannya, dia ingin memberi kejutan, dia langsung pergi ke meja, dan dibukanya laci, diambilnya sebuah kotak (isinya kalung terbuat dari emas putih dan beberapa berlian). Setelah itu dia mengambil tas pinggang Deedee, rencananya Jack ingin menaruh diam-diam kalung tersebut di tas Deedee sebagai hadiah kejutan. Tiba-tiba Jack kaget sekali setelah tas Deedee dibuka, didalam tas tsb ada sebuat pistol merk "glock" kaliber 9 mm. Dan diapun semakin curiga, diambilnya dompet Deedee, Jack kembali kaget, ternyata Deedee seorang agen NSA. Tanpa buang waktu, Jack langsung mengambil pistol dan identitas NSA tersebut, kalungnya juga di letakkan kembali di laci.

Setelah Deedee kembali dari kamar mandi, Jack langsung melempar identitas tsb ke muka Deedee, Deedee sangat kaget. Mukanya langsung pucat. Jack menanyakan siapa sebenarnya Deedee, dan mau apa. Tadinya Deedee tidak mau menjawab, malah dia lari mengambil tasnya, rencananya dia ingin mengambil pistol, akan tetapi pistol tersebut sudah berada di tangan Jack. Deedee segera menerjang Jack. Tetapi dengan satu kali tendangan kearah perut, Deedee langsung terlempar ke tembok. Jack pun kembali bertanya, Deedee cuma diam, dan meludahi muka Jack. Dengan marahnya Jack menampar beberapa kali muka Deedee sekerasnya, Deedee masih tidak mau bicara, sehingga Jack marah dan langsung mengangkat tubuh Deedee dan dilemparnya ke tembok, sampai beberapa kali. Pada akhirnya Deedee menyerah, dengan terbata-bata Deedee menceritakan bahwa dirinya diberi tugas untuk memata-matai Jack karena kasus cocaine yg beredar di kota Tampa.

Mendengar itu Jack merasa terpukul sekali, wanita yang sangat dicintainya ternyata seorang mata-mata NSA. Jack gelap mata, dia langsung mengarahkan pistol tersebut ke Deedee. Dengan satu kali tembakan yang mengenai pelipis, Deedee langsung terkapar. Melihat Deedee yg bersimbah darah Jack langsung terkesima, dia tidak menyangka akan berbuat itu. Jack sangat takut sehingga langsung saja dia mengambil barang-barang berharga dan pakaiannya, lalu dia kabur ke South Dakota.

Di South Dakota, Jack mengambil seluruh tabungannya. Jack tahu dia bakal ketahuan berada di kota tersebut, karena mengambil uang di bank, maka pihak berwajib bisa mengetahuinya. Setelah uangnya terambil semua langsung saja Jack meninggalkan kota tersebut, dan pergi ke kota Oakland. Setiba disana dia ingat dengan saya, lalu dia mengirim email ke saya menceritakan kejadian tersebut dan meminta bantuan, dan janjian untuk chat di mIRC pada hari Rabu, karena jika lewat telephone, bisa dilacak.

Setelah saya bertemu Jack di MIRC, saya menyanggupi untuk menolongnya, dengan syarat, Jack harus mengajak Cali (fake), adik perempuannya. Sebab saya memang sangat naksir dengan adiknya tersebut, tidak bisa melupakannya, walau sudah 5 tahun berpisah. Jack menyanggupinya, dan saya pun memberi rute perjalanan yang harus ditempuh Jack supaya aman (tidak bisa tercium oleh yang berwajib). Setelah selesai perbincangan tersebut, Jack langsung pergi menghubungi adiknya dari telepon umum, dan dia langsung menyuruh adiknya pergi ke kota San Diego, saat itu juga, dan bertemu dengannya besok. Besoknya dia bertemu dengan adiknya, langsung saat itu juga mereka pergi ke Mexico, karena sudah lewat batas negara, jadi pihak NSA dan FBI sudah tidak berhak mengejar, tetapi pihak CIA masih bisa.
Sesampainya di Mexico mereka langsung memesan tiket pesawat untuk ke Singapore, lalu mereka istirahat beberapa hari di hotel kecil.

Sesampainya di Singapore, mereka menghubungi saya, dan saya pun menyuruh mereka untuk tinggal dirumah saya di Singapore untuk sementara. Besok harinya saya langsung menjemput mereka, dan saya bawa ke Jakarta. Karena saya di sini mempunyai banyak kenalan orang dari kalangan kepolisian dan imigrasi, maka identitas mereka bisa diganti tanpa perlu mempergunakan passport, jadi mereka sekarang memakai identitas baru (nama, negara asal, dll).

Sayapun akhirnya menikahi adiknya tersebut (wanita impian saya), dan Jack pergi keluar negeri dengan memakai identitas baru). Sampai saat ini pihak CIA pun tidak bisa menangkap, karena mereka memang tidak akan pernah tahu keberadaannya.

Bangsa Amerika jangan SOMBONG, mengatakan kepolisian Indonesia payah dalam hal mengungkap kejahatan-kejahatan, buktinya kasus teman saya itu mereka juga tidak bisa menyelesaikannya. He he he he..
Read More...